Prolog:
Suatu hari
terdapat seorang pemuda yang ingin mempelajari serta mendalami ilmu Agama.
Kemudian ia mendengar terdapat sang Guru yang dipercaya dapat membimbing nya
mengenal Tuhan. Ia lantas mencari nya, dan bertemulah ia dengan sang Guru di
sebuah negeri nan jauh.
“Sembah
hormat sahaya pada engkau, wahai sang Guru” tabik seorang pemuda
“Ada perlu
apa kamu menemui ku, pemuda?” Tanya sang Guru
“Ampuni
sahaya, Guru. Mohon ajarkan aku ilmu Agama”
“Apakah kamu
sudah siap, nak?”
“Sahaya,
guru!”
“Maka murtad
lah kamu! Murtad lah dari Agama yang kini kau anut! Murtad lah!” perintah nya
keras
“Gila!!! Guru
macam apa kamu?!!! Aku pergi dari negeri nan jauh bertemu kau untuk belajar
Agama! Bukan untuk murtad!!!” Kesal pun pemuda itu
Akhirnya
pemuda itu meninggalkan guru tersebut karena dianggapnya sesat. Dan sampai
kembali ke rumahnya pemuda itu tidak membawa hasil apapun kecuali amarah nya.
-Interval-
Pemuda yang
budiman.
Menurut
wikipedia, “Murtad” adalah
sikap mengganti atau meninggalkan suatu agama yang dilakukan oleh seseorang,
sehingga ia menjadi ingkar terhadap agama yang diyakini sebelumnya. Sedangkan,
Arti kata “Agama” sendiri dari perspektif lain adalah suatu komposisi ‘believe
system’ yang melekat pada seseorang sehingga itu lah yang seringkali membentuk
sikap dan perilaku dalam hidup nya.
***
Sebelum
melanjutkan, penting untuk dipahami bahwa ‘agama’ dan ‘lembaga agama’ adalah
suatu hal dibedakan. Jadi apa yang dimaksud dengan agama disini? Banyak hal,
seperti ideologi, prinsip, keyakinan, dogma, dan lain-lain.
***
Mengapa
murtad itu penting?
Jika
kita sepakat dengan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa murtad adalah suatu
hal yang menjadi penting bagi seorang pemikir. Karena apabila agama tersebut
masih menjadi candu bagi seorang pemikir, maka yang ada adalah saat ia melakukan
proses berpikir dalam keadaan ‘mabuk’, dan bukankah proses mempengaruhi hasil?.
Dan
inilah fenomena akhir-akhir ini yang terjadi di negeri ini, dimana banyak orang
yang beragama mulai berpikir mengenai banyak hal, lalu hasil pikirannya
mempengaruhi banyak orang, akhirnya masyarakat ikut beragama dan ‘mabuk masal’.
Jalur yang digunakan pun banyak rupa nya; langsung, koran, media sosial, tv,
dll.
“Beruntunglah
orang yang terlahir tanpa agama, setidaknya tidak terlahir sebagai pemabuk.
Beruntunglah orang yang murtad, karena dia sedang mencari dirinya”.
Simpel
nya begini; istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’ sedang naik daun di tengah
masyarakat, khususnya di dunia maya. Istilah ini muncul disaat panas nya suhu
politik negeri ini, yakni untuk menamai kelompok lawan yang bersebrangan.
Intinya adalah terdapat kesalahan fatal yang dilakukan oleh kelompok yang
dinamakan ‘cebong’ dan ‘kampret’. Keduanya adalah orang-orang yang sedang
‘mabuk’. Kesalahan fatal ini dapat dilihat dari pola pikirnya, menganggap semua
yang dilakukan pihak yang didukung nya
adalah paling benar, dan yang dilakukan pihak lawan nya adalah semua salah.
Dari sini dapat dinilai jika mereka telah ‘koslet’ otaknya, mati nalar
pikirnya, dan lucu ketika hal semacam ini menyerang dan mempengaruhi pikiran
para akademisi dan intelektual.
Tadi
adalah contoh kecil dari pelbagi contoh lainnya. Maka murtad adalah hal wajib
yang dilakukan oleh kaum intelektul dan akademisi, khususnya mahasiswa. Murtad
untuk melampaui batasan-batasan. Murtad
untuk kebebasan dari belenggu ‘ketololan’ candu. Murtad untuk memperkaya perspektif
pemikiran. Murtad yang menjadikan pikiran menjadi ilmiah.
Jika
belum paham, selamat anda sedang mengalami proses pemurtadan.
Referensi:
Webe,
Agung. ***. Soul Journey: membebaskan diri dari kematian. PT Moksa Mukti Mulia,
Bekasi
Webe,
Agung. *** . WIZARD: a manual for meaning full life. PT Pohon Cahaya,
Yogyakarta
Gaarder,
Jostein. ***. Dunia shopie: sebuah novel filsafat. Mizandigitalpublishing,
Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar