Senin, 03 September 2018

Murtad itu Penting: Warning! bisa bikin kram otak (Oleh: M. Ragil Yoga Priyangga/ Politik dan Pemerintahan 2017)




Prolog:
Suatu hari terdapat seorang pemuda yang ingin mempelajari serta mendalami ilmu Agama. Kemudian ia mendengar terdapat sang Guru yang dipercaya dapat membimbing nya mengenal Tuhan. Ia lantas mencari nya, dan bertemulah ia dengan sang Guru di sebuah negeri nan jauh.
“Sembah hormat sahaya pada engkau, wahai sang Guru” tabik seorang pemuda
“Ada perlu apa kamu menemui ku, pemuda?” Tanya sang Guru
“Ampuni sahaya, Guru. Mohon ajarkan aku ilmu Agama”
“Apakah kamu sudah siap, nak?”
“Sahaya, guru!”
“Maka murtad lah kamu! Murtad lah dari Agama yang kini kau anut! Murtad lah!” perintah nya keras
“Gila!!! Guru macam apa kamu?!!! Aku pergi dari negeri nan jauh bertemu kau untuk belajar Agama! Bukan untuk murtad!!!” Kesal pun pemuda itu
Akhirnya pemuda itu meninggalkan guru tersebut karena dianggapnya sesat. Dan sampai kembali ke rumahnya pemuda itu tidak membawa hasil apapun kecuali amarah nya.

-Interval-

Pemuda yang budiman.
Menurut wikipedia, “Murtad” adalah sikap mengganti atau meninggalkan suatu agama yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia menjadi ingkar terhadap agama yang diyakini sebelumnya. Sedangkan, Arti kata “Agama” sendiri dari perspektif lain adalah suatu komposisi ‘believe system’ yang melekat pada seseorang sehingga itu lah yang seringkali membentuk sikap dan perilaku dalam hidup nya.

***
Sebelum melanjutkan, penting untuk dipahami bahwa ‘agama’ dan ‘lembaga agama’ adalah suatu hal dibedakan. Jadi apa yang dimaksud dengan agama disini? Banyak hal, seperti ideologi, prinsip, keyakinan, dogma, dan lain-lain.
***

Mengapa murtad itu penting?
Jika kita sepakat dengan konsep diatas, dapat dikatakan bahwa murtad adalah suatu hal yang menjadi penting bagi seorang pemikir. Karena apabila agama tersebut masih menjadi candu bagi seorang pemikir, maka yang ada adalah saat ia melakukan proses berpikir dalam keadaan ‘mabuk’, dan bukankah proses mempengaruhi hasil?.

Dan inilah fenomena akhir-akhir ini yang terjadi di negeri ini, dimana banyak orang yang beragama mulai berpikir mengenai banyak hal, lalu hasil pikirannya mempengaruhi banyak orang, akhirnya masyarakat ikut beragama dan ‘mabuk masal’. Jalur yang digunakan pun banyak rupa nya; langsung, koran, media sosial, tv, dll.

“Beruntunglah orang yang terlahir tanpa agama, setidaknya tidak terlahir sebagai pemabuk. Beruntunglah orang yang murtad, karena dia sedang mencari dirinya”.

Simpel nya begini; istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’ sedang naik daun di tengah masyarakat, khususnya di dunia maya. Istilah ini muncul disaat panas nya suhu politik negeri ini, yakni untuk menamai kelompok lawan yang bersebrangan. Intinya adalah terdapat kesalahan fatal yang dilakukan oleh kelompok yang dinamakan ‘cebong’ dan ‘kampret’. Keduanya adalah orang-orang yang sedang ‘mabuk’. Kesalahan fatal ini dapat dilihat dari pola pikirnya, menganggap semua yang dilakukan  pihak yang didukung nya adalah paling benar, dan yang dilakukan pihak lawan nya adalah semua salah. Dari sini dapat dinilai jika mereka telah ‘koslet’ otaknya, mati nalar pikirnya, dan lucu ketika hal semacam ini menyerang dan mempengaruhi pikiran para akademisi dan intelektual.

Tadi adalah contoh kecil dari pelbagi contoh lainnya. Maka murtad adalah hal wajib yang dilakukan oleh kaum intelektul dan akademisi, khususnya mahasiswa. Murtad untuk melampaui batasan-batasan.  Murtad untuk kebebasan dari belenggu ‘ketololan’ candu. Murtad untuk memperkaya perspektif pemikiran. Murtad yang menjadikan pikiran menjadi ilmiah.

Jika belum paham, selamat anda sedang mengalami proses pemurtadan.

Referensi:
Webe, Agung. ***. Soul Journey: membebaskan diri dari kematian. PT Moksa Mukti Mulia, Bekasi
Webe, Agung. *** . WIZARD: a manual for meaning full life. PT Pohon Cahaya, Yogyakarta
Gaarder, Jostein. ***. Dunia shopie: sebuah novel filsafat. Mizandigitalpublishing, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar