Selasa, 04 Oktober 2016

Kebangkitan Turki menjadi cerminan bagi muslim indonesia



Setelah Ottoman atau usmani Takhluk pada perang dunia ke 1, rentetan peristiwa tersebut mendorong kelompok nasionalis sekuler dari ottoman melakukan serangan dan memerangi pasukan-pasukan dari negara-negara sekutu yang menduduki wilayah ottoman. Para kelompok nasionalis ottoman berhasil mengalahkan negara-negara sekutu dan sekaligus mengubah ottoman (Turki) dari yang awalnya berbentuk kesultanan menjadi Republik Turki.
Berdirinya Republik Turki mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. Sebagian kalangan yang pro terhadap berdirinya Republik Turki adalah mereka yang dari golongan liberal dan sekuler, sebaliknya bagi golongan yang kontra adalah mereka yang dari golongan muslim yang konserfatif. Dengan dibentuknya republik Turki maka Turki bukan lagi negara islam. Berdirinya Republik Turki tak lepas dari tangan dingin Mustafa Kemal sebagai bapak bangsa yang mendapat gelar “Ataturk” yang menganjurkan penduduk untuk berpenampilan dan bergaya layaknya masyarakat barat karena dipengaruhi oleh ide golongan nasionalis Turki dan nasionalis barat. Westernisasi sekularisme dan nasionalisme menjadi pola dan landasan berpikirnya. Akan tetepi walaupun Mustofa Kemal seorang yang nasionalis dan tokoh sekular tidak menentang dengan agama islam dan memberikan kebebasan beragama kepada rakyatnya.
Setelah berjalannya waktu pemerintahan Turki yang berlandasakan paham sekulerisme dan nasionalisme mengalami kemunduran dan terjadi krisi besar puncaknya pada tahun 1997. Sebuah krisis yang luar biasa hingga Turki dijuluki sebagai the sickman, karena perekonomian yang memburuk, korupsi dimana-mana, mata uang lira tak bernilai harganya hingga akhirnya terjadi pergantian kepemimpinan. Lalu akhirnya terpilihlah Recep Tayyip Erdogan menjadi pemimpin Turki dikala situasi dan kondisi sedang carut-marut. Terpilihnya Erdogan membawa angin segar bagi Turki, ia berusaha memperbaiki keadaan dan mulai memperbaiki fasilitas publik, memberantas korupsi dan membagun kepemimpinan yang mengayomi rakyatnya. Alhasil Turki mulai bangkit dengan keberhasilan meningkatkan taraf ekonominya sampai 3 kali lipat, pendapatan perkapita negara itu mampu meningkat dari USD 3.492 menjadi USD 10,079 atau naik 288%.
Tangan dingin Erdogan tak lepas dari partainya AKP (partai keadilan dan pembangunan) yang pertama kali memenangi pemilihan umum pada 8 tahun lalu. Partai yang baraliansi Islam modern ini mampu membuktikan bahwa partai Islam dapat hidup berdampingan dengan konstitusi sekuler negara Turki, bahkan dengan gemilang mempersembahkan pembangunan ekonomi yang mengagumkan, pembangunan tersebut tidak pernah sekalipun dalam rezim mustafa kemal “Ataturk”. Selain itu Erdogan juga membawa eksistensi ekonomi Turki dikala kondisi-kondisi perekonomian negara eropa diambang kebangrutan. Walaupun begitu Turki sendiri dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan kejayannnya, pilihan strategi dan pilihan strategi pembangunan ekonomi serta bentuk diplomasi luar negeri Turki pada dasarnya tidak terfokus pada urusan dan kemauan negara-negara Eropa. Turki sepertinya memiliki gaya dan skenarionya sendiri, alih-alih berbaik-baik dengan eropa demi satu tempat keanggotaan di European Union, Turki lebih mengambil gaya diplomasi terbuka dengan memainkan peran yang lebih kuat di wilayah Timut-Tengah dan tetangga di Utara, negara-negara pecahan Uni Soviet yang memiliki kesamaan akar budaya dan bahasa.
Dengan diplomasi luar negeri yang aktif dan semakin kuat diwilayah regional didukung dengan performa ekonomi dalam negeri yang mengegumkan (terlebih ditengah kecenderungan krisis kawasan tetangga eropa), Turki telah berhasil memposisikan diri (atau mungkin juga diposisikan oleh beberapa negara) menjadi role model bagi negara-negara emerging market sekaligus bagi negara-negara muslim. Dengan kondisi dan posisinya seperti itu, tentu Turki semakin kuat secara politik dan ekonomi dalam interaksi global. Perannya semakin diperhitungkan dalam dinamika politik-ekonomi, bukan hanya di dua wilayah strategis; Timur-tengan dan eropa, tetapi juga pada tingkat global. Selain itu pemerintahan Erdogan juga sangat memperhatikan terhadap konflik-konflik yang terjadi di negara ialam seperti di sutiah, palestina dan negara-negara Islam di timur tengah, perhatian tersebut dilakukan dengan bantuan logistik serta kemanusiaan, bahkan negara Turki merupakan negara yang paling banyak menerima pengungsian yang terjadi atas konflik peperangan yang ada di negara Timur Tengah dan Turki merupakan satu-satunya negara Islam yang membuka jalur bantuan-bantuan logistik maupun kemanusiaan menuju palestina ketika negara mesir masih tarik ulur dalam membuka jalur bantuan untuk Palestina. Selain penanganan kemanusiaan, perhatian pemerintahan Erdogan terhadap dunia pendidikan juga sangat besar, para pelajar dari berbagai negara terutama dari negara Islam yang belajar di Turki di beri pelayannan prima dari mulai beasiswa, biaya hidup juga biaya keperluan pendidikan dijamin semua oleh pemerintah Turki.
Banyak contoh banyak diambil dari kebijakan pemerintahan Turki baik pembangunan perekonomian, penanganan kemanusiaan sampai pendidikan. Memang sejarah tak berjalan semulus apa yang diharapkan tetapi Turki bisa menjadi contoh untuk muslim di indonesia kedepan, dikala musli indonesia lagi ditempa persoalan-persoalan yang global. Tetapi sejarah peradaban bisa menjadi cermin bagi kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar