SEMUA KARENA ALLOH
BAGIAN 1. Alloh
Nomer SATU
BAGIAN 2. 4 RAKAAT
di awal pagi
BAGIAN 3. Gerbang
Awal kesuksesan
BAGIAN 4. Lika liku
Kehidupan
BAGIAN 5. Ketika Takdir berkata lain
BAGIAN 6. Do’a senjata terampuh
BAGIAN 7. Alloh Maha Segala
BAGIAN 8. Sukses Dunia Bahagia Akhirat
Tentang Penulis
Saya Rizal Fajar Abdurrahman, saya mahasiswa tingkat
1 di prodi S1 – Teknik Elektro. Novel ini adalah karya pertama saya. Saya lahir
di Cilacap pada 18 September 1999. Saya
terlahir dalam keadaan normal dan saya tidak menyusahkan orang tua saya
hehehe....
Setelah
tiga tahun saya berada di SMA Negeri 3 Cilacap tercinta ini banyak suka duka
saya, mulai dari menemui teman yang sangat pendiem, sangat jail, sangat baik,
hingga sangat aneh. Oiya ini novel pertama saya yang berjudul “ Semua Karena
Alloh ” semoga kalian suka dengan jalan ceritanya. Selamat membaca ^^
Kata
Pengantar
Puji syukur kepada
Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang begitu besar.
Terimakasih kepada ibu,
bapak, kakak dan adikku yang telah menemaniku, memberikan cintanya pada
sehingga aku dapat menyelesaikan novel yang pertama ini.
Terimakasih juga kepada
ibu guru tercinta yaitu Bu Marsilia yang telah memberikan arahan kepada kami
dan memberikan kami pelajaran untuk dapat menyelesaikan novel ini
Terimakasih juga kepada
semua teman-temanku dan semua orang yang telah membaca novel ini. Semoga novel
yang saya buat dapat menghibur kalian semua.
Salam hormat,
Rizal Fajar
Abdurrahman
Bagian
Satu : Alloh Nomer SATU
Pagi ini, Hilmy sedang melamun
memikirkan nasib masa depannya. Setelah UN berakhir, Hilmy bingung akan melanjutkan
ke mana.
Hilmy merupakan seorang
anak dari pasangan Andi dan Aulia. Dia merupakan anak pertama dari 2
bersaudara.Dia salah satu siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Purworejo. Dia lahir
ditengah keluarga dengan nuansa agamis. Sedari kecil dia sudah pintar mengaji.
Tak terasa ia, jam sudah menunjuk pukul
09.00, Hilmy ingat pesan orang tuanya. “Nak dimanapun kamu berada, dalam
kondisi apapun kamu, ingat selalu Alloh, dekati Ia yang MAHA KUASA.”
“Oh iya, betul juga apa
yang dikatan oleh ibu.” Kata Hilmy sembari dia berjalan untuk ambil air wudhu
untuk melaksanakan sholat Dhuha. Lalu Hilmy Sholat Dhuha sebanyak 4 Rakaat. Tak
lupa setelah sholat ia berdoa untuk kebaikan dia dan keluarganya.
“ Hilmy, bisa kau
kebelakang sekarang! ” teriak ibunya memanggil Hilmy.
“ Dalem bu, ada apa?”
sahut hilmy sembari dia berlari menuju dapur untuk memenuhi panggilan ibunya.
“ Iya bu, ada apa?
Apakah ada yang bisa hilmy bantu ibu?”, Hilmy berucap kepada ibunya.
“ begini Hilmy, apakah
kamu tidsk keberatan jika kamu antarkan kue ini ke rumah pak Ahmad?”
“ Hilmy tidak
keberatan, asalkan ada upahnya bu.” Sambil Hilmy mengedipkan mata kepada
ibunya.
“ Apakah kamu lupa
hilmy, selama ini kamu diajari apa oleh ayah dan ibumu ?” sambil menatap sinis
kepada Hilmy.
“ Tidak lupa kok bu,
Hilmy hanya bercanda.”
“ Apapun yang kita perbuat harus ikhlas
, Semua Karena Alloh SWT. , Kalau tidak itu semua akan sia – sia kan bu, betul
tidak?” Hilmy bertanya kepada ibunya.
“ Anak ibu pintar,
sudah sanahcepat kamu hantar kue ini ke rumah pak Ahmad!”, Sambil menyerahkan
Kue kepada Hilmy.
“ Siap bu!, Hilmy
langsung berangkat menuju rumah Pak Ahmad.
Disini Pak Ahmad
merupakan salah satu guru di SMA Negeri 5 Purworejo, guru Bk-nya Hilmy. Ia
sekaligus kakak dari ayahnya Hilmy.
Kebetulan rumah Pak Ahmad memang tidak
jauh dari rumah Hilmy, hanya sekitar 1
Km dari rumah Hilmy. Berhubung dekat, jadi Hilmy hanya berjalan kaki untuk sampai ke rumah Pak
Ahmad.
Sembari berjalan, dia
terus memikirkan nasibnya ke depan. Apakah Hilmy akan melanjutkan kuliah atau
bekerja?. Dan tak lupa dia terus mengucapkan dzikir harian agar dia terus
diberi petunjuk oleh Alloh dan utamanya agar hati Hilmy diberi pencerahan dan
ketenangan dalam mengambil sikap kedepannya.
Ketika telah sampai di
depan rumah Pak Ahmad, Hilmy langsung masuk ke Halaman depan untuk mengetuk
pintu rumah Pak Ahmad.
“ Assalamu’alaikum
pakde .” sembari Hilmy mengetuk – ketuk pintu rumah Pakdenya.
Begitu hingga tiga kali, ketika ketukan
yang ketiga baru ada sautan suara dari dalam rumah Pak Ahmad.
“ Wa’alaikumsalam,
sebentar.” Sembari Pak Ahmad berjalan keluar rumah untuk menengok siapa yang
datang ke rumahnya.
“ oh, ternyata nak
Hilmy, monggoh, silahkan masuk!”
“ tidak usah Pakde,
Hilmy ke sini hanya untuk mengantar ini( sambil memberikan kue di tangannya ),
oleh – oleh dari ayah yang baru pulang dinas dari semarang , Pakde.” Sahut
Hilmy.
“ Ya sudah kalau begitu
duduk – duduk dulu barang sebentar, toh kamu juga sudah mulai libur kan,
tinggal menunggu hasil UN?” Sebut Pak Ahmad kepada Hilmy.
“ Ya boleh Pakde, asal
ada sambiannya, eh tidak Pakde, Hilmy hanya sekedar bercanda” sembari duduk di
teras rumah Pak Ahmad
“ Ya sebentar , Pakde
tinggal masuk dulu ya.”
“ Monggoh Pakde, jangan
repot – repot loh pakde !”
Sementara Pak Ahmad
masuk Ke dalam Rumah, Hilmy sembari menunggu Pak Ahmad keluar Rumah, dia sambil
membaca – baca koran yang ada di meja teras depan rumah. Dan ketika Hilmy
membaca di bagian iklan kecik dari koran itu, Hilmy melihat ada seleksi bagi
siswa kelas XII yang berminat mendaftar menjadi pegawai PT. PAMA Persada
Nusantara. Dia merasa mungkin ini salah satu pilihan yang baik bagi Hilmy.
“ Hayo, sedang
ngelamunin apaan yah Hil? “ Pak Ahmad mengganggu Hilmy sembari Pak Ahmad
membawakan minuman untuk Hilmy.
“ Ini pakde, Hilmy
sedang membaca koran, siapa tahu ada sesuatu yang menarik. “
“ Kebetulan ini Pakde,
ada lowongan pekerjaan di PT PAMA Persada Nusantara bagi lulusan tahun ini. Dan
Hilmy lihat, ini cocok dengan yang Hilmy harapkan.”
“ Kalau begitu, tidak
ada salahnya kamu mencoba untuk mengikuti seleksi tersebut.” Nasihat Pak Ahmad
kepada Hilmy
“ Insya Alloh pakde,
akan Hilmy Coba. Ini minuman boleh Hilmy minum Pakde?” Tanya Hilmy.
“ Silahkan, anggap
seperti di rumah sendiri !.”
Lalu Hilmy menyeruput segelas teh manis
hangat dari Pak Ahmad.
“ Hil, Bagaimana kabar
keluarga di rumah?” Tanya Pak Ahmad kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah Pakde,
Ayah, Ibu, Sama adek sehat Walafiat.”
“ Alhamdulillah kalau
begitu, kemarin ayahmu berapa hari dinas di Semarang?”
“ 4 Hari pakde, oh ya
pakde, pengumuman kelulusan tanggal berapa toh pakde?”
“ Tanggal 2 Mei Hil,
lah kira – kira besok kamu mau lanjut kuliah atau bekerja?” Tanya Pak Ahmad
kepada Hilmy.
“ Belum tahu loh,
Pakde. Hilmy belum ada gambaran.”
“ Kalau begitu, kamu
rajin lah mendirikan sholat tahajud, agar Alloh swt. Memudahkan jalan dan
langkah hidupmu.”
“ Pakde Cuma pesan,
satu, ingat selalu Alloh di manapun dan kapanpun kamu berapa Himy!” lalu Pak
Ahmad meyeruput Tehnya.
“ Insya Alloh pakde,
aku akan tetap istiqomah.”
“ Sudah mulai siang ini
pakde, Hilmy mau balik pulang dulu. Takut nanti dicari Ibu.”
Lalu Hilmy berpamitan
kepada Pak Ahmad, Pakdenya. Lalu dia pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, dia
langsung bersiap untuk menuju Masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at
berjamaah. Setelah siap dia duduk di ruang tamu sambil menunggu waktu sholat
Jum’at datang.
“ Hilmy, bagaimana
tadi? Pakdemu ada di rumahnya?” Tanya Ibu kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah ada bu,
tapi aku nggak ketemu budhe. Mungkin lagi pergi ke pasar.”
“ syukurlah kalau
begitu, cepetan sanah kamu ke masjid! Karena Nabi Muhammad saw. Menyunahkan
agar datang sholat Jum’at lebih awal agar mendapat keutamaan .” Nasihat ibu
kepada Hilmy.
“ Siap bu! Tapi, ayah
siang ini pulang untuk sholat Jum’at di masjid sini atau di kantor ya bu? ”
“ Ibu nggak tau loh,
kayanya sih di Kantor. Sudah sana berangkat !”
“ Ya bu,
Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Masjid dekat rumah
sekitar 300 meter dari rumah. Setelah sampai di Masjid Ia duduk untuk berdzikir
sambil menunggu Khotib naik mimbar. 30 menit sudah, Akhirnya sang Khotib naik
mimbar, itu tandanya rangkaian ibadah Jum’at sudah dimulai. Hilmy mendengarkan
kata tiap kata dari pak Ustadz. Kesimpulan dari isi khotbah tersebut adalah
tentang kita agar menjadi manusia yang bertaqwa. Karena hakikat manusia hidup
di dunia hanya untuk menyembah kepada Alloh swt. Seperti termaktub dalam QS. Az
– Zariyat : 56. Yang intinya tak Alloh ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya
untuk menyembah kepadanya. Akhirnya siang itu menjadi siang yang penuh makna
bagi Hilmy. Karena Ia tahu sebenarnya manusia hidup di Dunia hanya untuk
menyembah kepadanya.
Rangkaian Ibadah Sholat
Jum’atpun berakhir, Hilmy segera melangkahkan kakinya menuju Rumah. Sesampainya
di rumah, Ayah Hilmy sudah pulang.
“ Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Jawab kedua orang tua Hilmy.Dan Hilmypun langsung bersalaman kepada kedua orang
tuanya.
“ Ayah baru pulang?”
Tanya Hilmy pada Ayahnya
“ Alhamdulillah Hil,
pekerjaan Ayah di kantor sudah selesai.”
“ Bagaimana dengan
kelanjutan sekolah kamu kedepannya?” Tanya Ayah pad Hilmy.
“ Lihat besok saja yah,
aku sudah serahkan semuanya pada Alloh, biar Alloh yang mengatur. Karena lloh
swt. Yang Maha Mengatur.” Jawab Hilmy.
“ Anak Ayah pintar
sekali sekarang.” Kata Ayah
Ibu Hilmy menyauti. “ Siapa dulu dong
ibunya?”
“ Adek udah pulang
belum bu?” tanya adek pada Ibunya.
“ belum, adek lanjut
Pramukaan.”
“oh, begitu toh bu.”
Hilmy sembari melepas pakaian muslimnya dan ganti pakaian.
“ Ayah, Hilmy, Ayuh
makan, hidangan sudah ibu siapkan di meja makan.”
“ Siap bu!” sahut ayah
dan Hilmy.
Akhirnya mereka pun
makan bersama – sama dan akhirnya Hilmy sudah menyerahkan segala sesuatunya
kepada Alloh swt. Apapun yang terjadi. Dan Hilmypun sekrang sudah tahu, jadikan
Alloh menjadi Nomor 1 di dalam hidupnya, maka Alloh pun akan seperti itu juga.
Bagian
2 : 4 Rakaat di awal pagi.
“
Allohu Akbar, Allohu Akbar.....” Suara Adzan Subuh itu
membangunkan Hilmy. Lalu Hilmy bergegas bangun untuk mengambil air wudhu dan
bersiap untuk berangkat ke masjid. Tak heran Subuh begini Hilmy sudah bangun
untuk mendirikan Sholat Subuh berjamaah di masjid. Hilmy termasuk pemuda yang
gemar untuk sholat berjamaah di Masjid.
“ Eh Ayah, ayah sudah
bangun? Ayuh kita sama – sama berangkat ke masjid untuk sholat subuh berjamaah
!”
“ Ya Alhamdulillah nih
ayah sudah siap, ayo kita berangkat.”
Lalu, mereka berdua
berjalan bersama menuju masjid. Sesampainya mereka di masjid, mereka langsung
mendirikan sholat sunnah 2 raka’at sebelum subuh. Bahkan disebutkan dalam suatu
Hadist, Barangsiapa mendirikan sholat sunnah duan ra’kaat sebelum subuh, itu lebih baik dari dunia seisinya.
Setelah Qomat, Sholat
Subuhpun di mulai. Semua terlihat khusu’ menghadap sang ilahi rabbi. Terdapat dalam suatu hadist , barangsiapa
melaksanakan sholat Isya berjamaah di masjid, ia bagaikan melaksanakan sholat
sunnah setengah malam suntuk, dan barangsiapa mendirikan sholat subuh
berjamaah, dia seperti telah melakukan sholat sunnah semalam suntuk.
Sholat subuh telah
berakhir, lalu Hilmy seperti biasanya, dia dzikir dan berdoa. Di dalam doanya
pagi itu, Hilmy berdoa, “
Allohhummaghfirli wali wali dayya warkhamhuma kama raobbayani soghiro.”
“ Ya Alloh , yang maha
pengampun, ampunilah dosa – dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah
mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.”
“ Ya Alloh, Engkau yang
maha pemberi, tolong, berikanlah yang terbaik bagi hamba – Mu , mudahkanlah
jalanku untuk melanjutkan hidup ini dengan baik. Apapun yang kau takdirkan ,
hamba percaya, itu yang terbaik dari Mu bagiku. Aamiin.
Begitulah isi doa Hilmy
di pagi itu. Ayah melihat Hilmy khusyu’ sekali dalam berdoa. Diperjalanan
pulang ke rumah , ayah bertanya kepada Hilmy.
“ Hil, kamu tadi ayah
lihat, Khusyu’ sekali berdoanya. Sebenarnya berdoa apa saja?” Tanya sang ayah.
“ Hilmy hanya berdoa
untuk kebaikan Hilmy dan keluarga, termasuk untuk ibu dan ayah.”
“ oh begitu, ya sudah.”
Ketika sampai di rumah, adik Hilmy , si
Rizqi baru bangun dan segera untuk sholat subuh. Rencananya pagi ini Hilmy
ingin bermain ke rumah sahabatnya, Aldi. Berhubung ini masih terlalu pagi, dia
menonton tv dahulu, sambil menunggu masakan ibu matang.
Setelah selesai sarapan
pagi, Hilmy berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi bermain sekalian
silaturahmi ke rumah Aldi, yang notabenenya adalah sahabat Aldi. Aldi adalah
sahabat dari kecil Hilmy, mereka sudah bersahabat sejak lama. Letak rumah Aldi
berada di tengah kota Purworejo. Karena ketika lulus SD, Aldi sekeluarga pindah
ke Kota. Lalu Hilmy segera mengeluarkan motornya yang telah terparkir di
belakang rumah.
Perjalanan dari desa
Hilmy menuju tengah Kota Purworejo membutuhkan waktu sekitar 1,5 Jam. Hilmy
berangkat dari rumah pukul 08.00. Di tengah perjalanan, tidak diperkirakan
Hilmy, ternyata ban sepeda motornya bocor. Lalu dia berhenti untuk menambalkan
bannya. Untungnya ketika ban sepeda motor Hilmy bocor, dekat dengan bengkel.
Jadi, tak perlu susah – susah mendorong motor ber kilo- kilometer. Sambil
menunggu ban motornya selesai ditambal, Hilmy melihat Jam tangannya sudah
menunjukkan pukul 08.40. “ sudah masuk waktu sholat dhuha ini.”, Hilmy
berbicara sendiri. Lalu ia bergegas mencari masjid di dekat bengkel dan
ternyata ketemu. Ada sebuah masjid yang lumayan besar di seberang jalan raya
tempat Hilmy menambal ban motornya. Lalu dia masuk ke kompleks halaman masjid
dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuha. Hilmypun melaksanakan
Sholat Dhuha sebanyak 4 Raka’at. Dia teringat pesan ayah, kata ayah Alloh
bernah berjanji kepada hamba- Nya melalui Rasulullah Muhammad SAW. “Barangsiapa melaksanakan di awal paginya
ruku’ sebanyak 4 , maka akan aku penuhi semua hajatmu wahai hamba-Ku.” Maka
Hilmy melaksanakan Sholat Dhuha sebanyak 4 Raka’at.
Setelah selesai sholat,
Hilmy langsung menuju bengkel untuk mengambil motornya dan segera melanjutkan
perjalanannya. Namun, ketika Hilmy sampai bengkel, dia ditanyai oleh seseorang
yang sebelumnya belum pernah dia kenal.
“ Assalamu’alaikum.”
Sapa orang tersebut kepada Hilmy sambil mengajak untuk berjabat tangan.
“ Wa’alaikumsalam,
Bapak ini siapa yah?”
“ betulkah anda ini
anak bapak Andi yang bekerja di dinas itu yah? Tanya bapak tadi.
“ betul, bapak ini
siapa, kok bisa mengenal ayah saya?”
“ Ya sampaikan salam
dariku, bilang saja sahabat kecilnya. Kamu ini hendak pergi ke mana?”
“ Saya hendak pergi ke
rumah sahabat saya, di Kota.”
“ Ya sudah , Bapak mau
melanjutkan perjalanan lagi, bapak mau pulang kampung, monggoh.”
“ Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Lalu bapak tadi bergegas pergi meninggalkan Hilmy. Sampai – sampai Hilmy lupa
menanyakan nama sahabat kecil ayah tadi. Dan Hilmypun bergegas melanjutkan
perjalanannya lagi, mengingat masih 1 jaman agar bisa sampai ke rumah Aldi.
Ketika sampai di rumah
Aldi, Hilmypun mengetuk pintu rumah Aldi.
“ Assalamu’alaikum,
Aldi....” sambil terus mengetuk – ketuk pintu rumah Aldi.
“ Wa’alaikumsalam”,
dari dalam rumah terdengar suara Aldi yang menjawab salam.
“ Waduh, tamu jauh,
tamu agung telah sampai di gubugku ini.” Candaan Aldi kepada Hilmy sambil
berjabat tangan dan dan berpelukan.
“ Alhamdulillah di, aku
selamat sampai sini.” Kata Hilmy.
“ Ya alhamdulillah,
mari duduk. Aku mau masuk dahulu sebentar. Anggap saja seperti di rumah
sendiri.” Lalu Aldi masuk rumah untuk membuatkan minuman untuk Hilmy.
Hilmy masih melepas
kepenatan setelah hampir 2 jam di perjalanan naik motor. Hilmy masih heran ,
Rumah sebesar ini kok sepi sekali, dalam batin Hilmy. Ke manakah orang tua
Aldi. Aldipun keluar membawakan minuman dan makanan kecil untuk sahabatnya yang
sudah sudi jauh – jauh dari desa main ke Rumahnya.
“ Hilmy, monggoh di
minum dahulu, agar rasa lelahmu segera hilang.” Sambil meletakkan minuman di
meja.
“ orang tuamu pada ke
mana? Kelihatannya sepi sekali rumah ini, seperti di kuburan.” Gurau Hilmy
kepada Aldi.
“ Iya, aku sedang
sendirian di rumah sejak seminggu yang lalu. Ayahku dinas ke luar negeri, ibu
dan adik berlibur ke rumah neneknya, sementara kemarin aku sedang UN, jadi aku
tidak ikut.” Jawab Aldi.
“ Oh..., Kirain pada ke
mana. Oh iya Aldi, boleh kuminum ini air?”
“ Silahkan dinikmati
sahabatku.”
Setelah minum, mereka saling tanya
menanya mengenai kabar. Hingga samapai pada suatu pertanyaan yang sangat ramai
mereka bahas. Tak lain dan tak bukan masalah perempuan atau percintaan.
“ Aldi, Apakah kamu
masih sama cindy?” Tanya Hilmy kepada sahabatnya itu.
“ Aku sekarang sudah
punya yang baru, dia anak desa sebelah. Aku mengenalnya ketika ada acara
pengajian di Kampung sebelah. Lalu Kamu sih Hil?”
“ Aku sampai sekarang
masih seperti dahulu, Jomblo sejati bro. Aku masih hanya senang kepada
seseorang saja, belum pernah berani untuk mengungkapkan perasaanku ini.” Jawab
Hilmy.
“ Oh iya Hil, akhir –
akhir ini aku merasa hatiku sangat
gelisah. Bagaimana yah? Apakah kamu tahu obatnya?”
“ Coba Al, kamu mulai
besok diistiqomahkan melaksanakan Sholat Dhuha 4 raka’at.”
“ Ya Insya Alloh besok
akan aku coba Hil. Makasih atas nasehatmu ini ya.”
“ Ya sama – sama, kan
kita sesama muslim memiliki kewajiban untuk saling menasehati dalam kebenaran
dan kesabaran. Seperti termaktub dalam surah Al – Asr ayat 3.” Jawab Hilmy.
“ Subhanalloh, Hil,
kamu sekarang jadi tambah pintar pasal agama.”
“ Alhamdulillah.....”
Tak terasa berbincang –
bincang mereka berdua, sudah masuk waktu sholat Dzuhur. Lalu Hilmy mengajak
sahabatnya itu untuk sholat berjamaah di Mushola dekat rumah Aldi.
“ Al, sudah masuk waktu
Sholat dzuhur nih, Sholat berjamaah di mushola yuk!” Ajak Hilmy.
“ Ayuh hil, kamu mau
pakai sarung atau tetap seperti itu aja?”
“ Pakai celana ini
saja, toh sudah melebihi mata kaki. Sudah sah untuk sholat.”
Lalu mereka berdua
berjalan menuju mushola untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Setelah
selesai sholat, mereka duduk duduk lagi di teras rumah Aldi. Lalu Aldi mengajak
pergi ke suatu rumah makan yang biasa Aldi dan keluarga kunjungi.
Sesampainya di rumah
makan, mereka memesan makanan dan minuman. Lalu Aldi membuka pembicaraan lagi.
“ Hil, UN kan telah
selesai, itu pertanda sebentar lagi kita akan lulus SMA. Lalu, kamu mau
melanjutkan ke mana?” Tanya Aldi kepada Hilmy.
“ Aku belum tahu loh
Al, Aku sudah mencoba mendaftar ke beberapa PTN namun belum ada yang
pengumuman.”
“ Oh seperti itu, Kalau
Aku sudah pasti sekolah bisnis untuk melanjutkan Usaha Ayah aku.”
“ Hil, Apakah kamu mau
bekerja bersamaku,di perusahaan milik ayahku, untuk melanjutkan Usaha Ayahku?”
Tanya Aldi.
“ Benarkah? Sungguh
,mulia kau ini, mau membantu sahabatnya.”
“ Benar, aku sungguh
serius.” Kata Aldi sambil mengangkat kedua jarinya menandakan peace(pis).
“ Ya alhamdulillah
kalau begitu, nanti sembari kerja di perusahaanmu, aku sambi dengan sekolah
lagi.”
“ Ide bagus itu,
Setuju?”
“ Setuju, terima kasih
ya Al.”
Memang rejeki tidak
kemana, Hilmy yang datang ke rumah Aldi untuk main dan bersilaturahmi, tak
disangka dan tak diduga, malah Aldi memberikan dia kesempatan untuk bekerja di
perusahaan bapak Aldi. Ketika Alloh Sudah berjanji, Maka Alloh akan tetapi.
Kesimpulannya Alloh maha menepati janjinya. Hilmy merupakan anak yang rajin dan
taat selalu akan perintah Alloh swt. Maka ketika Alloh swt. telah memberikan
kemudahan kepada Hilmy, maka tiada seorangpun yang dapat mencegahnya. Memang,
Sholat empat rraka’at di awal pagi membawa berkah bagi Hilmy.
Lalu Hilmy berucap
terima kasih kepada Aldi, setelah dirasa cukup , lantas Hilmy pulang ke rumah.
BAGIAN 3 : Gerbang Awal Kesuksesan.
Akhirnya hari yang
ditunggu – tunggu telah datang. Tanggal 2 mei adalah hari yang sungguh
mendebarkan bagi Hilmy. Soalnya hari ini adalah hari pengumuman di mana Hilmy
lulus atau tidak lulus. Dan bagaimana nilai hasil kerja kerasnya selama ini,
siang malam belajar, sorenya les. Maka dari itu, Hari ini hari yang sangat
menentukan bagi awal kesuksesan kedepannya si Hilmy.
“ Ayah, Ibu, Hari ini
adalah hari pengumuman kelulusan. Ibu atau Ayah yang akan berangkat bersama
Hilmy untuk mengambil pengumuman ?”
“ Hilmy, kaya’nya ayah
ndak bisa, masalahnya pagi ini ayah ada meeting di kantor, Jadi hari ini biar
Ibu saja yang mengambilnya bersama kamu.” Kata Ayah.
“ Siap yah, ibu siap –
siap ya, kan sebentar lagi jam 9”
Lalu Ayah berpamitan
untuk berangkat kerja ke kantor. Setelah ayah berangkat, Ibu dan Hilmy mandi
dan bersiap – siap untuk berangkat.
Setelah Hilmy selesai
mandi, Hilmy masuk kamar untuk ganti pakaian. Sebelum berangkat , tak lupa
Hilmy mendirikan Sholat Dhuha.
“ Bu, sudah siap?”
“ Ayuh, ibu sudah siap
nih!” Lalu mereka berdua berangkat ke sekolah Hilmy.
Sesampainya di
sekolahan, SMA Negeri 5 Purworejo telah rame dipenuhi kendaraan orang tua /
wali murid. Ibu langsung bersalaman dengan para guru. Lalu mereka berdua masuk
ruangan di mana semua murud dan wali murid dikumpulkan.
Pukul 10.00 WIB sudah,
Namun nasib kejelasan kapan akan diumumkan. Akhirnya tepat pukul 11.00 WIB
Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Purworejo masuk ke Aula, di mana ruangan kami
berkumpul. Lalu disusul oleh beberapa jajaran dewan guru dan para wali kelas
masing – masing.
Siang itu acara di
mulai dari pembacaan ayat suci Al – Qur’an dan sambutan kepala sekolah. Setelah
sambutan pak kepala sekolah selesai, dilanjutkan oleh pidato sambutan ketua
komite SMA Negeri 5 Purworejo.
Akhirnya saat – saat yang ditunggu telah
tiba, acara puncak adalah pengumuman kelulusan yang dibacakan oleh Pak Kepala
sekolah. Ternyata ada salah satu dari 324 siswa yang ada, ada yang tidak lulus.
Hal ini membuat para orang tua murid dan siswa yang hadir menjadi cemas
karenanya. Hingga pembagian amplop kelulusan dibagi satu per satu. Hilmy sangat
khawatir, apakah dia yang tidak lulus? Lalu Hilmy berdoa dan memasrahkan semua
kepada Alloh swt. Hingga ketika nama Hilmy dipanggil ke depan untuk mengambil
amplop kelulusan datang. Dia dan Ibunya maju untuk mengambil amplop tersebut.
Dan Alhamdulillah ketika Hilmy membuka amplop tersebut, disitu tertulis saudara
Hilmy Salam dinyatakan lulus menempuh satuan pendidikan di SMA Negeri 5
Purworejo. Lalu Hilmy dan Ibunya tak lupa mengucap syukur alhamdulillah. Lalu
Hilmy dan Ibunya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka berdua sujud
syukur sebagai tanda syukur kepada sang pencipta. Lalu Ibu menelepon ayah untuk
memberitahu kabar baik ini.
“ Assalamu’alaikum yah”
“ Wa’alaikumsalam bu,
ada apa ibu menelepon ayah?”
“ Yah, Hilmy yah”
“ Ada apa dengan Hilmy,
Lulus kan?”
“ Alhamdulillah yah,
Hilmy lulus dengan nilainya yang memuaskan”
“ Alhamdulillah kalau
begitu bu, ayah mau melanjutkan meetingnya lagi, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam yah ,
semangat bekerja lagi.”
Siang itu setelah
sholat dzuhur , Hilmy pergi ke warnet mengecek di internet apakah dia diterima
SNMPTN atau yang di PT PAMA Persada Nusantara. Setelah Hilmy membuka website
SNMPTN dia mengecek, lalu di situ tertera bahwa Hilmy lolos mengikuti SNMPTN
dan di terima di jurusan Teknik Industri UGM Yogyakarta. Lalu dia langsung
sujud syukur sebagai tanda syukurnya kepada Alloh swt. Lalu dia pulang untuk
memberitahu kepada Ibu. Namu di tengah perjalanannya untuk pulang, dia
ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari PT PAMA Persada Nusantara yang
menyatakan Hilmy lolos seleksi. “
Alhamdulillah, terima kasih ya Alloh” Ucap Hilmy.
Lalu dia melanjutkan
perjalanan pulang menuju rumahnya. Sesampainya dia di rumah dia langsung
memberi tahu ibu. Namun ada yang aneh dari sikap ibu menanggapinya.
“ Apakah biaya kuliah
di UGM tidak mahal nak?” Tanya Ibu pada Hilmy.
“ Insya Alloh tidak
terlalu bu. Dan Insya Alloh Hilmy ketika masuk semester 2 dia akan mencari
beasiswa untuk meringankan beban ayah dan Ibu.”
“ Ibu tidak usah
khawatir.”
“ Ibu cuma takut tidak
bisa membiayai sekolah kamu.”
“ Sudah cukup ibu,
tenang saja.”
Lalu Hilmy masuk kamar
untuk istirahat siang. Karena Hilmy sudah lelah habis seharian muter – muter.
Namun itu tak sia – sia karena membuat
Hilmy bahagia. Hari ini bagaikan sedang kejatuhan 1000 bintang dari langit,
bagaikan sedang jatuh cinta, bagaikan diberi emas satu gudang, begitu menurut
Hilmy.
Sebelum tidur siang,
dia biasa mendengarkan lagu – lagu Murattal Al – Qur’an hingga tak terasa
ketiduran. Begitulah kebiasaan Hilmy, mendengarkan Murattal sebelum tidur.
Karena kebiasaan itu, Hilmy sekarang sudah hafal al – qur’an 12 Juz. Dan Hilmy
diterima di PTN UGM berkat hafalannya tersebut.
Hari demi hari dilalui
Hilmy. Hingga tepat tanggal 5 Mei 2017, Saatnya dia daftar ulang di UGM. Dia
rasan kepada kedua orang tuanya agar memberinya uang untuk daftar ulang.
“ Yah, bu, Mohon maaf
ya Hilmy mengganggu. Hari ini saatnya Hilmy harus ke Jogja untuk daftar ulang
di UGM.”
“ Oh, ya
Alhamdulillah.”
“ Ya yah, bu,
Alhamdulillah. Tapi Hilmy butuh uang untuk daftar ulang tersebut yah, bu.”
“ Kamu butuh berapa?”
Kata Ayah.
“ Sekitar 2 Juta saja
bu.”
“ Ya nanti kamu bawa
kartu ATM ayah saja. Di situ terdapat lebih dari yang kamu butuhkan.” Kata Ayah
“ Terima Kasih ya yah,
bu” Lalu Hilmy bersiap untuk berangkat Ke UGM untuk keperluan daftar Ulang. Dia
berangkat ke sana naik bus AKAP. Dari Purworejo menuju Yogyakarta hanya
membutuhkan waktu 3 Jam. Hilmy berangkat dari rumah pukul setengah 8 melalui
agen bus AKAP yang ada. Di dalam bus Hilmy duduk di sebelah seorang perempuan
yang belum dia kenal. Nampaknya Hilmy kagum dengan penampilan dan kecantikan
perempuan itu. Lalu Hilmy mengajak berkenalan dengan perempuan itu. Nama
perempuan itu adalah Humaira.
“ Assalamu’alaikum, mba
mau ke mana?”
“ Wa’alaikumsalam, saya
mau pergi ke jogja, mau daftar ulang di UNY.”
“ Kebetulan, saya juga
hendak ke jogja, namu ke UGM.”
“ UGM dan UNY kan
bersebelahan mas, bolehkan saya bareng dengan mas?”
“ Boleh saja,
sebelumnya kita belum berkenalan , nama mba siapa yah?” Tanya Hilmy.
“ Oh ya jadi lupa,
perkenalkan nama saya Humaira, Panjangnya Huimara Razaq. Kalau kamu?”
“ Perkenalkan juga,
nama saya Hilmy. Salam Kenal.”
Akhirnya mereka berdua
berkenalan dan saling menanyai satu sama lain. Dan ketika sampai di Jogja,
mereka berpisah karena beda tujuan. Hilmy ke UGM dan Humaira ke UNY. Setelah
pertemuan itu, Hilmy dan Humaira berpisah cukup lama.
Sesampainya di UGM
Hilmy baru ingat, dia belum sempat meminta nomor telepon Humaira. “ Alah, tidak
apa, kalau berjodoh, pasti gak kemana” Batin Hilmy.
Dia langsung masuk ke
ruang admisi untuk menyelesaikan proses daftar ulangnya itu. Setelah selesai
semua, dia baru keliling untuk cari kos – kosan. Alhamdulillah baru berjalan
mutar – mutar sekitar 30 menit dia sudah menemukan tempat kos yang menurutnya
cocok. Tidak mahal, letak dekat UGM, dekat masjid pula. Memang ini semua berkat
Alloh swt. yang memudahkan.Setelah dia selesai urusannya di kota Yogyakarta,
Hilmy langsung balik menuju Purworejo.
BAGIAN 4 : Lika – Liku Kehidupan
Ada waktu sekitar 3
bulan waktu tunggu sebelum perkuliahan dimulai. Dalamwaktu 3 bulan itu, Hilmy
bekerja di perusahaan Ayah Aldi di Purworejo Kota. Hilmy menginapnya di rumah
Aldi. Dalam dunia pekerjaan yang sekarang dia geluti, yaitu di bidang hantar
kirim barang. Banyak sekali halangan dan rintangan , Mulai dari pelanggan yan
mengeluh barang belum sampai – sampai, barang sampai di rumah rusak, dan lain
sebagainya. Hari demi hari Hilmy lewati dengan penuh kesabaran sembari dia
belajar untuk menghadapi masalah yang lebih besar di kehidupannya di kemudian
hari. Pada bulan pertama di perusahaan Ayah Aldi, dia sudah pernah diomelin 10
Kali oleh pemimpin kantor.
Dua bulan terakhir karena sudah memasuki
bulan puasa atau Ramadhan, Jadi dia jarang dimaraih oleh bosnya.
3 Bulan sudah berlalu,
bulan Ramadhanpun telah meninggalkan Hilmy. Dan lebaranpun telah berakhir,
saatnya Hilmy memulai perkuliahannya di UGM. Sore itu Hilmy meminta ijin kepada
Ayah, Ibu, dan Adiknya untuk berangkat ke Yogyakarta.
“ Ayah, Ibu, Adek,
Kakak mau pamitan ke Jogja untuk memulai perkuliahan pertama Hilmy. Hilmy hanya
minta do’anya agar Hilmy di sana bisa Kuliah dengan baik dan nyaman.” Sambil
sungkem satu – satu dari Ibu, Ayah, Terakhir Adek.
“ Nak, kamu di sana
kuliahnya yang bener, jangan banyak main, fokus sekolah agar sekolahnya cepat
selesai ya nak!”
“ Ya yah, Hilmy akan
ingat selalu pesan ayah ini.”
“ Ibu pun berpesan agar
Hilmy di sana jangSesampaian lupa Sholat 5 Waktunya, Karena itu wajib, gak
boleh ditinggalin. Suka sama perempuan harus menghormatinya, bukan malah
melecehkannya. Paham?”
“siap Bu, Hilmy paham.”
Sambil mencium tangan kedua orang tuanya, beserta adeknya, Hilmy berangkat ke
Terminal diantar ayahnya. Sesampai terminal, dia langsung naik bus AKAP jurusan
Jogja dan melambaikan tangannya kepada Ayahnya.
Selama diperjalanan dia
tidur karena seharian packing, lalu kecapean. Tak terasa sudah sampai di
terminal Yogyakarta. Waktu menunjukan pukul 16.00 WIB. Lalu Hilmy melanjutkan
perjalanannya naik bus TransJogja yang menuju arah Kampus UGM. Lalusampi di
halte depan UGM, dia langsung menuju kos –kosannya.
Hari pertama di kos –
kosan, Hilmy merasa masih biasa saja. Namun seminggu dua minggu Hilmy baru
terasa tidak enaknya jauh dari orang tua. Namun Mau bagaimana lagi? Hidup harus
terus berlanjut dan dihadapi dengan ketabahan hati.
Tak terasa sudah
diakhir semester 1, Saatnya Hilmy mempersiapkan semua agar Ujian Akhir Semester
satunya memperoleh IPK diatas 3,0. Sudah dari seminggu yang lalu Hilmy sudah
mempersiapkan semuanya. Tiba hari dimana ujian semester 1 ini. UAS 1 akan
berakhir 8 hari lagi. Hilmy sudah tak tahan untuk kembali ke kampung halaman
untuk berjumpa dengan orangtua dan adiknya. Hari demi dilalui Hilmy untuk
mengikuti UAS 1. UAS pertama di perkuliahan tenyata berbeda dari semasa Hilmy
sekolah dibangku SMA. Ternyata lebih menitik beratkan kepada pemahaman dan
pengetahuan masing – masing individu.
Hari terakhir UAS 1,
Hilmy sangat semangat cenderung antusias sekali mengikutinya. Karena setelah
pulang dar UAS 1 dia ingin segera pulang ke Purworejo. Pukul 12.00 sudah
selesai UASnya. Lalu dia langsung balik ke kos – kosan. Sebelum pulang ke
Purworejo, Dia tak lupa untuk sholat Dzuhur dahulu. Setelah selesai sholat
dzuhur, dia siap – siap packing barang untuk pulang. Setelah semua siap,
Berangkatlah Hilmy menuju terminal kota Yogyakarta diantar oleh teman satu kos –
kosannya. Lalu pulanglah dia naik bus. Belum sampai di rumah, ada sesuatu yang
mengganjal hati Hilmy. Benar saja, 30 menit kemudian Hilmy menerima telepon
dari pak Ahmad, Pakde Hilmy.
“ Assalamu’ alaikum
Hil?” suara pakde Hilmy seperti habis nangis.
“ Wa’alaikumsalam
pakde, Ada apa yah pakde? Suara pakde kok kayak orang habis nangis?”
“ Hil, Kamu sedang
pulang ke Purworejo atau masih di Jogja?”
“ Lagi di jalan ini
pakde, sebentar lagi nsudah mau suk kota Purworejo. Ada apa pakde?
“ Hil, kamu harus rela
untuk menerima ini semua ya! Hehhhhm.....”
“ Sebenarnya ada apa
sih pakde?”
“ Hil, ayahmu kemarin
kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian , Ini pakde, bude, sama ibumu juga
lagi di Rumah Sakit untuk mengurus kepulangan jenazah.”
Seketika telepon Hilmy
jatuh terbanting ke lantai bus. Lalu Telepon mereka terputus. Hilmy sangat sayang
kepada Ayahnya tersebut. Tak disangka di umur ayah yang masih 43 tahun itu
sudah harus kembali kehadapannya. Sebagai seorang muslim yang tahu dan mengerti
ilmu agama, Hilmy walaupun sangat sedih namun tak ingin berlarut – larut dalam
kesedihan. Sesampainya di Terminal Purworejo, Hilmy langsung bergegas pulang
menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah,
Rumahnya sudah dipenuhi oleh para pelayat. Karena Jenazah belum sampai di
rumah, Hilmy hanya bisa merenungi nasibnya dan menahan rasa sedih. Hilmy
mencoba tegar menghadapi musibah ini. Karena Hilmy mengtahui bahwasannya orang
yang beriman pasti akan mendapat ujian dan cobaan, dan ketika di timpa musibah,
dia hanya bisa berucap “Inna lillahi wa
inna ilaihi rajiun.” Sesuai termaktub di dalam Al – Qur’an surah Al –
Baqarah ayat 155 – 156.
1 Jam setelah Hilmy
sampai di rumah, Jenazah Ayah Hilmy baru datang dengan dibawa oleh Ambulance.
Hilmy langsung membantu untuk membawa peti yang berisi Jenazah Ayahnya untuk
dibawa masuk ke dalam rumah. Lalu dipimpin oleh seorang ustadz di kampung Hilmy
yang bernama ustadz AAN untuk melaksanakan Sholat Jenazah berjamaah . Di dalam
Sholat Jenazah Hilmy, Hilmy sempat meneteskan air mata. Lalu dia teringat,
bahwasannya setiap yang bernyawa akan mati. Jadi Hilmy segera mengusap air matanya.
Sholat jenazahpun telah
selesai. Tinggal menunggu beberapa saudara dari Cilacap dan Kalimantan yang
masih di perjalanan. Alhamdulillah sekitar menunggu setengah jam saudara –
saudara sudah pada datang semua. Lalu Kami segera menguburkan Ayah Hilmy di
tempat pemakaman umum dekat rumahnya. Sebelum ayah meninggal, Ayah sudah lama
berwasiat untuk dikuburkan di sebelah makam kedua Orangtua ayah Hilmy.
Sesampainya di tempat
pemakaman umum tersebut, Ibu tak kuasa menahan tangis hingga ibu Hilmy pingsan.
Segeralah Ibu Hilmy di bawa pulang oleh para keluarganya. Dan Hilmy bersama
adiknya tetap lanjut mengikuti prosesi pemakaman Ayahnya.
Setelah semua prosesi
pemakaman selesai, tak lupa Hilmy dan adiknya berhenti sejenak di atas tanah
kuburan ayahnya yang masih basah untuk mendoakan mendiang ayahnya. Agar ayahnya
di sana mendapat tempat yang enak dan dijauhkan dari siksa kubur.
Lalu Hilmy dan adiknya
bergegas meninggalkan tempat pemakaman Ayahnya. Sesampainya di rumah, Ibu masih
menangis belum merelakan kepergian ayah Hilmy. Lalu Hilmy mendekati ibunya
untuk menasehati ibunya agar bisa tabah dan ikhlas menghadapi takdir ini.
Hari demi hari setalah kepergian
mendiang ayahnya, Hilmy dan keluarga mengalami kemerosotan perekonomian. Karena
Ayah adalah satu – satunya tulang punggung bagi keluarga Hilmy. Sepeninggal
ayahnya, Hilmy sebagai anak tertua dalam keluarganya. Dialah yang menjadi
pengganti sosok ayah. Dia sekarang sudah berhenti dari kuliahnya untuk bekerja
membanting tulang. Sekarang dia kembali bekerja di perusahaan bapak Aldi. Namun
diposisinya sekarang dia sudah lumayan pangkatnya, Dia ditugaskan sebagai
pengawas di lapangan.
Kehidupan memang punuh
lika – liku pasang surut kehidupan. Setelah dia berhenti sekolah, dia bekerja.
Ini tiba – tiba ada iklan seleksi beasiswa Djarum Foundation. Lalu dia segera
merspon iklan tersebut dan mengikuti beberapa rangkaian tes seleksi tersebut.
Kira – kira ada 5 tahap seleksi . Tak disangka dia lolos seleksi dan mengikuti
kuliah Kudus kali ini. Karena kuliahnya dibiayai oleh PT Djarum Foundation.
Ketika Sudah lulus dari
masa kuliahnya, Hilmy langsung saja mengabdi di PT Djarum Foundation sebagai
supervisi barang. Disana dia punya atasan perempuan, ternyata atasannya itu
adalah Humaira yang waktu itu kenalan ketika kuliah di Yogyakarta. “ Apakah ini
yang namanya jodoh?” didalam batinnya dia berucap.
Sudah Hampir setahun tak terasa dia
bekerja di PT Djarum. Lama kelamaan dia semakin mencintai Humaira, dan Humaira
pun sebaliknya terhadap Hilmy. Lalu keduanya sudah sepakat untuk menikah dan
ingin berkonsultasi dahulu kengan kedua belah pihak keluarga. Akhirny tepat
tanggal 12 April 2018 di rumah Humaira yang berada di Kebumen kedua belah pihak
itu bertemu. Dan kedua belah pihak itu sudah sepakat untuk menentukan hari baik
pernikahan antara Hilmy dengan Humaira.
Kurang sebulan lagi
mereka berdua akan segera melaksanakan pernikahan. Semua sudah siap. Mulai dari
mas kawin, tratag, terus pakaian saat ijab qobul, dan lain – lain.
“ Nak, Apakah kamu
sudah mantap untuk menikahi Humaira?” Tanya Ibu Hilmy kepada Anaknya.
“ Insya Alloh bu,
doakan saja yang terbaik ya bu.”
“ In Syaa Alloh doa ibu
selalu menyertaimu.”
“ Ibu hanya
mengingatkan Hilmy. Ketika kelak sudah menikah dengan Humaira, Hilmy harus
menjadi orang yang bertanggung jawab.”
“ Siap bu, Terima kasih
atas nasehatnya bu.”
Lalu Hilmy pergi untuk
membeli sesuatu keperluan untuk hari pernikahannya itu. Perjalanan cinta Hilmy
dengan Humaira memang begitu singkat, namu Hilmy dan Humaira sudah sangat
mantap untuk menikah. Semoga Alloh swt. meRidhoinya .
BAGIAN 5 : Ketika Takdir Berkata
Lain.
Tak terasa semua
persiapan sudah selesai. Hari yang ditunggu sebagai hari bahagia bagi kedua
mempelai yang sebentar lagi akan resmi sebagai sepasang suami istri. Hilmy
sedari habis Sholat Subuh dia langsung mandi dan bersiap – siap untuk berangkat
ke Masjid Agung Kebumen , tempat mereka untuk melangsungkan acara Ijab Qobul.
Rombongan Hilmy karena mereka lumayan jauh dari Purworejo , mereka berangkat
pukul 06.00.
“ Marilah sebelum kita
berangkat, mari kita memanjatkan doa bersama agar kita diberi keselamatan
sampai tujuan tanpa ada halangan suatu halangan apapun!”
Hilmy lalu memimpin
doa. Setelah selesai mereka langsung berangkat menuju tempat ijab qobul.
Hanya memerlukan waktu sekitar satu jam
saja untuk sampai ke Masjid Agung Kebumen, Tempat berlangsungnya resepsi.
Alhamdulillah tepat pukul 07.30 WIB, Rombongan Hilmy sekeluarga sudah sampai
tempat tujuan. Namun sesampainya di sana Hilmy terheran – heran. “ Mengapa sepi
sekali seprti ini?” Itulah yang ada di dalam batin Hilmy dan rombongan
keluarganya. Lalu Hilmy menelepon Humaira.
“ Assalamu’alaikum,
Humaira?!”
“Wa’alaikumsalam.”
Hilmy kaget, karena yang mengangkat adalah saudara laki – laki Humaira. Lebih
tepatnya adalah kakak laki – laki Humaira.
“ Maaf mas, Ini
rombongan Keluarga kami sudah sampai di Masjid Agung Kebumen. Tapi kok sepi,
Rombongan Keluarga Humaira apakah masih di rumah?”
“ Maaf Dik, Sekali
lagi mas minta maaf...” Sambil kakaknya
seperti speechless dan seperti orang sedang menahan tangis.
“ Ada apa dengan
rombongannya mas?”
“ Kami sekeluarga tadi
mengalami kecelakaan tunggal yang diakibatkan ban pecah. Lalu naasnya, Humaira
Hil...., Hehhhss , Hehhm.........”
“ Bagaimana kondisi
Humaira mas?”
“ Maaf Hilmy, Humaira
sudaah berpulang kehadapan sang kuasa mendahului kita semua. Bapak dan Ibu yang
satu mobil dengan Humaira mengalami luka parah dan patah tulang.”
“ Inna lillahi wa Inna
Ilaihi Rajiun.” Hilmy langsung seperti mati gerak dan tak bisa berucap lagi.
Lalu Ibunya yang melihat kondisi Hilmy seperti itu langsung menanyai Hilmy
macam – macam. Namun Hilmy hanyaterdiam dan terpaku di tempat dan memberikan
teleponnya kepada sang ibu.
“ Halo,
Assalamu’alaikum... Dengan nak Humaira?”
“ Maaf bu ini saya
kakaknya Humaira.”
“ Ada apa dengan kalian
serombongan?”
“ Kami tadi mengalami
kecelakaan, Dan mengakibatkan Humaira meninggal dunia bu.”
“ Innalillahi wa inna
ilaihi rojiun. Sekarang posisi jenazah dibawa ke rumah sakit atau sudah di bawa
ke rumah?”
“ Jenazah Humaira sudah
di bawa pulang ke rumah. Namu Ibu dan Bapak mengalami luka yang cukup parah.
Karena mereka tadi satu mobil dengan Humaira.”
“ Ya kalau begitu
terima kasih atas informasinya ya mas, saya mewakili atas nama Hilmy sekeluarga
turut berbela sungkawa.” Lalu Hilmy beserta rombongan keluarganya dari
Purworejo bergegas menuju rumah mendiang Almh. Humaira untuk ikut menyolati dia
dan bisa menghadiri seluruh proses pemakamannya.
Di perjalanan menuju
rumah Humaira, Hilmy seperti orang yang tak percaya dan belum bisa menerima
takdir ini. Apakah salah Hilmy? Dosa apakah Hilmy? Dihari yang semestinya
menjadi hari paling bersejarah dan paling membahagiakan, malah menjadi Hari
paling menyedihkan dalam hidupnya. Namu mau bagaimana lagi, Kalau Alloh swt
sudah berkehendak mengambil nyawa Humaira dalam usia mudanya, Mau bagaimana
lagi. Tak ada yang kuasa melawan takdir. Memang, Hilmy dan Humaira sudah
berencana, Namun Alloh swt telah berkata lain.
“ Nak, sudahlah.
Mungkin Alloh swt lebih sayang kepada Humaira.”
“ Ya bu, namun Hilmy
masih belum bisa rela dan ikhlas menerimanya bu.”
“ Istighfar nak! Kamu
bicara selayaknya orang tak beriman. Istighfar nak!”
“ Allohlah yang
mentutak takdir manusia, kita hanya bisa menjalankannya dengan iklas.” Perintah
ibunya kepada Hilmy. Lalu Hilmy langsung istighfar , dia merasa malu bicara
seperti itu, seperti orang yang tidak bisa menerima takdir.
Sesampai di rumah
mendiang Almh. Humairah, Hilmy langsung masuk untuk melihat jenazah calon
istrinya itu dan segera menyolatkannya. Lalu Hilmy menjadi Imam Sholat Jenazah
Bagi Almh. Humaira untuk kloter terakhir sebelum jenazah mendiang Almh. Humaira
di makamkan. Setelah selesai Sholat, Hilmy berusaha untuk tidak meneteskan air
mata, Namun apadaya, Hilmy tetap meneteskan air mata di depan jenazah mendiang
calos istrinya itu. Lalu Hilmy segera keluar untuk menangis agar tidak menangis
di depan jenazah mendiang Almh. Humaira.
Setelah semua keperluan
perawwatan jenazah telah selesai, segera Jenazah Humaira langsung dibawa ke
Tempat Pemakaman Umum di Kampung Humaira. Hilmy sebagai bentuk penghormatan
terakhirnya kepada sang kekasih, Hilmy menjadi salah satu yang menggendong
kranda mayat yang berisi Jenazah calon istrinya tersebut.
Sesampainya pemakaman
yang sudah selesai digali, jenazah angsung dimasukkan ke liang kubur. Semua itu
agar Humaira bisa segera beristirahat dengan tenang di alam sana. Setelah semua
prosesi pemakaman berakhir, Hilmy tertinggal di atas makam sang calon istri.
Tak lupa Hilmy mendoakan Almh. Humaira agar almarhumah bisa tenang dan terbebas
dari siksa kubur. Dan berakhir bertemu di surganya Alloh swt kelak.
Tak terasa setahun
sedah berlalu sepeninggal Almh. Humaira, Hilmy sekarang sudah mulai kembali
menata hidupnya yang setahun keelakang banyak sekali cobaan. Meninggalnya
Ayahnya, lalu gagal menikah dengan pujaan hatinya karena pujaan hati Hilmy
telah berpulang lebih dahulu mendahului Hilmy. Sekarang Hilmy telah bisa
menerima takdir. Bahwasannya Humaira, pujaan hati Hilmy telah kembali berpulang
kehadapan Alloh swt. Dan Hilmy menyadari bahwasannya setiap yang bernyawa pasti
akan mati. Dan Manusia hanya bisa merencanakan, tidak bisa menentukan.
BAGIAN 6 : Doa senjata Terampuh.
Setelah Humaira meninggal
banyak sekali kejadian yang menbukakkan mata si Hilmy. Bahwasannya Hanya
Allohlah yang dapat menentukan takdir, manusia sifatnya hanya bisa menjalani
dan menerimanya. Dan Alhamdulillah Hilmy bisa mengambil pelajaran dari semua
kejadian itu.
Setiap hari setelah
habis sholat wajib maupun di tengah malam hilmy selalu menyempatkan menyisipkan
doa untuk Humaira. Hanya itu yang dapat dilakukannya, menurut Hilmy seperti
itu. Karena hanya doa sajalah yang sekarang dapat sampai kepada Humaira.
Sekarang umur Hilmy
sudah menginjak umur 25 tahun, namun Hilmy masih belum bisa melupakan Humaira.
Setiap malam, ketika Hilmy mendirikan Sholat Tahajud, dia selalu berdoa kepada
Alloh agar dirinya bisa segera mendapat
pengganti dari Humaira. Menurut Hilmy, Alloh pasti akan mengabulkan doa
hamba- Nya. Karena Alloh swt mempunyai sifat pemalu. Ketika dimintai sesuatu
oleh hambanya, namun tidak memberi. Dan Hilmy selalu percaya, hanya kekuatan
doalah yang terampuh. Karena dia dapat menembus hingga ke langit ke tujuh
hingga sampai kepada Alloh swt.
Hingga suatu hari,
Hilmy ditelepon oleh temannya, yang bernama Nita, teman ketika dahulu Hilmy
duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Nita merupakan teman sebangku Hilmy
ketika di SMP. Dahulu Hilmy dan Nita bersekolah di SMP Negeri 3 Kutoarjo.
“ Hallo...,
Assalamu’alaikum. Betulkah ini dengan Hilmy?” Tanya Nita kepada Hilmy
“ Wa’alaikumsalam, Ya
betul. Ini siapa yah?” Hilmy menanyai balik Nita.
“ Masa kamu lupa dengan
suara aku, ini Nita. Teman sebangkumu di SMP dulu.” Jelas Nita
“ Oooohhh...... Nita
anaknya pak Samad yah. Yang dulunya rada tomboy?”
“ Ya Alhamdulillah
seperti itu. “ Jawab Nita.
“ Nita, Bagaimana
kabarmu? Tumben nelpon. Ada keperluan apa yah Nit ?”
“ Begini, Kemarin, aku
sama teman – teman yang lain semasa SMP kumpul. Katanya mereka ingin mengadakan
reunian alumnus SMP Negeri 3 Kutoarjo.”
“ Ya bagus kalau
begitu. Acaranya kapan?” Hilmy menanyai Nita.
“ Insya Alloh besok
ketika kita liburan akhir tahun pelajaran.”
“ Denger – denger bulan
kemarin kamu melaksanakan pernikahan dengan orang kebumen. Selamat ya” Nita
sepertinya tidak mengetahui keadaan yang sesungguhnya.
“ Ya Nit, namun naas,
takdir berkata lain. Humaira calon istriku itu meninggal dalam suatu kecelakaan
tunggal sebelum sampai ke tempat ijab qobul.”
“ Maaf ya, aku
membuatmu sedih. Aku turut berduka cita atas musibah yang menimpamu itu.”
“ Ya nggak apa kok. Lah
kamu sudah menikah belum?” Tanya Hilmy.
“ Aku belum ketemu
jodohku. Tapi aku percaya, Alloh swt sedang menyimpan jodohku. Tinggal tunggu
waktu yang tepat saja.”
“ Ohh..., ya sabar saja.”
“ Ya sudah, besok kita
lanjutkan lagi pembicaraan kita lagi. Nomer aku jangan lupa di save ya Hil!”
perintah Nita
“ In Syaa Alloh Nit.”
Lalu percakapan merekapun diakhiri dengan salam perpisahan.
Setelah teleponan dengan
Nita selesai, terbersit di pikiran Hilmy sesuatu. Apakah ini jawaban dari semua
doaku selama ini yah? Apakah ini hanya untuk menguji diriku? Pertanyaan itu
yang selalu terlintas di benak pikiran Hilmy. Jam makan siangpun datang. Hilmy
Sholat berjamaah dahulu di masjid. Selesai Sholat, dia meminta petunjuk kepada
Alloh atas semua ini. Baru dia Istirahat makan.
Sekarang Hilmy sudah
bekerja di salah satu perusahaan besar kelas Nasional di Yogyakarta. Dia
mengepalai unit produksi. Kondisi Hilmy sekarang tak lepas berkat hasil kerja
kerasnya selama ini. Dan doa Hilmy dan Ibunya setiap Hari. Alloh memang maha
mengetahui kondisi para hamba – Nya.
Hilmy sangat bersyukur
dia dilahirkan dikeluarga yang penuh kasih sayang dan penuh dengan nuansa
agamis. Berkat didikan dan bimbingan kedua orangtuanya selama inilah hingga
Hilmy menjadi seperti ini. Hilmy sekarang sudah mulai melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi lagi.
Namun sebaliknya, beda
orang beda sifat, Adiknya Rizqi malah menjadi nakal sepeninggal Ayahnya. Ini
tak lepas dari kurangnya perhatian Ibu kepada Rizqi. Namun bukan lain dan bukan
karena Ibu Hilmy tak peduli kepada Rizqi, Melainkan karena Ibunya yang sekarang
mulai menua dan sering sakit – sakitan .
Selama Hilmy bekerja di
Yogyakarta, Hilmy meminta tolong kepada saudaranya untuk nenjaga Ibu dan
Adikinya. Hilmy pulang ke rumah hanya sebulan sekali. Itu juga kalau dapat
jatah cuti. Itu semua Hilmy lakukan untuk Ibu dan Adiknya. Memang sejak ayah
Hilmy meninggal , Hilmy lah yang menggantikan posisi ayah menjadi tulang
punggung keluarga.
Hari ini Hilmy pulang
dari Yogyakarta untuk menengok Ibu dan Adiknya di Purworejo. Sekarang Hilmy
sudah tidak naik bus lagi, Karena sekarang dia sudah punya motr sendiri. Itu
semua berkat perjuangan selama ini dan doanya yang tiada terhenti.
Sesampai di Purworejo,
Hilmy lebih mendahulukan mampir sebentar di makam Ayah untuk menengok dan
membuang rasa kangen kepada Ayahnya. Sudah ada 3 Tahun sepeninggal Ayah, tak
teras waktu berputar sangat cepat. Lalu dari makam ayahnya dia langsung pulang
ke rumah.
Sesampainya di rumah. “
Assalamu’alaikum....”
“ Wa’alaikumsalam”,
ternyata adiknya yang keluar rumah.
“ Mau kemana kamu dek?
Kakak baru pulang , bukannya disambut malah mau main.
“ sudah kak,
Assalamu’alaikum.”
“ Wa’ alaikumsalam.”
Lalu Hilmy masuk rumah untuk segera menemui ibunya yang mungkin sudah sejak
dari tadi menunggu aku. Lalu Hilmypun masuk menemui Ibunnya.
“ Assalamu’alaikum bu”,
Sambil mencium tangan ibunya.
“ Wa’alaikumsalam,
Bagaimana Kabarmu nak? Sehat bukan?” Tanya sang ibunda.
“ Alhamdulillah sehat
wal afiat. Seperti yang ibu lihat saat ini.”
“ Alhamdulillah kalau
begitu adanya. Sudah sekarang kamu ganti baju dulu, mandi terus baru makan. Ibu
sudah siapkan makanan kesukaanmu di meja makan.”
“ Siap bu.” Jawab
Hilmy. Lalu Hilmy pergi menuju kamar. Ketika masuk kamar Hilmya jadi ingat
Ayah. Di kamar itulah Hilmy sering tidur bersama ayah. Sudah lama Hilmy tak
tidur di kasurini. Setelah selesai mandi dan ganti pakaian, Hilmy langsung
menuju meja makan.
“ Bu, bagaimana dengan
Rizqi? Apakah dia masih sering keuar malam? Masih nakal?” Tanya Hilmy kepada
Ibunya karena Hilmy peduli kepada sang Adik.
“ Ya masih seperti itu. Di nasehati Ibu
sudah tidak mempan. Apalah daya Ibu. Ibu hanya sangup mendoakan kebaikan selalu
pada Rizqi dan kamu juga.”
“ Aamiin Bu. Semoga
saja.”
“ Sudahlah Hilmy, mari
kita makan.” Lalu mereka berdua makan dan saling bercanda melepas kerinduan.
Memang sudah 2 Bulan Hilmy tak balik Purworejo karena tak dapat cuti. Ketika
ingin pulang ada saja pekerjaan yang menghalangi Hilmy. Namun itu memang sudah
menjadi konsekuensi bekerja di perusahaan besar. Jarang libur.
“ Hilmy, Ibu sekarang
sudah tua. Sudah saatnya Ibu pulang.”
“ Inikan rumah Ibu, Ibu
mau pulang ke mana? “ Seolah Hilmy sudah tahu Ibunya akan meninggalkannya. Tahu
– tahu Ibu Hilmy pingsan dan menghembuskan napas terakhirnya.
Hilmy bersyukur masih
sempat menemui Ibunya di akhir hayatnya. Ibu Hilmy wafat atau tutup usia di 47
tahun. Umur yang belum terlalu tua, namun ibu sudah sakit – sakitan. Setelah Ibu
menghembuskan napas terakhirnya, Hilmy segera memanggil tetangganya untuk
membantu mengurusi jenazahnya.
Setelah pengurusan
Jenazah Ibu selesai. Jenazaah di letakkan di ruang tengah rumah Hilmy. Lalu
Hilmy memimpin sholat jenazah untuk Ibunya. Dan ketika selesai Sholat,
terdengar suara jerit – jerit dari luar. Ternyata adalah Rizqi, Adik dari
Hilmy.
“ Sudah Riz, terimalah
dengan lapang. Ini semua merupakan ujian dari Alloh swt untuk kita.”
“ Tapi kak, Rizqi punya
banyak salah sama Ibu, dan Rizqi belum sempat meminta maaf.”
“ Tenang, pasti Ibu
sudah memaafkanmu Riz. Sekarang kamu ganti pakaian . Mari kita sama – sama
mengantar Jenazah Ibu ke pemakamannya!” Hilmy memerintah kepada Adiknya. Lalu
Rizqi siap – siap untuk ikut mengantar jenazah ibunya ke pemakaman.
Sesampainya di pemakaman, Rizqi terlihat
sekali seperti terpukul dan sangat meratapi kepergian sang Ibundanya. Rizqi
merasa belum berbuat apapun untuk sang ibunda, Apalagi membahagiakannya.
Setelah pemakan selesai mereka bersama – sama pulang ke rumah.
Semenjak Hari itu,
Rizqi berubah. Rizqi sekarang menjadi anak yang baik dan taat aka perintah
agama. Mungkin ini semua tak lain dan tak bukan berkat kekuatan doa sang
ibunda. Kepergiaan sang ibunda membawa banyak Hikmah. Terutama bagi Rizqi
menjadi anak yang baik.
Inilah yang dinamakan
kekuatan doa. Tak ada yang dapat menghalanginya. Bila Alloh swt. telah
mengabulkan doa hambanya, tiada seorangpun di dunia ini yang dapat menghalang –
halanginya.
BAGIAN 7 : Alloh Maha Segala.
Sore itu Hilmy ,
Sebelum Hilmy keesokan harinya kembali ke Jogja. Hilmy mengajak adiknya untuk
berkeliling Kota Purworejo. Tepatnya setelah Sholat Ashar berjamaah. Dia ingin
menghibur hati adiknya yang masih belum bisa rela menerima kepergian Ibundanya.
Sesampainya di Kota
Purworejo, Hilmy dan Rizqi Muter – muter mencari wahana bermain. Berhentilah
mereka berdua di Alun – alun Kota Purworejo. Di sana mereka duduk – duduk di
pinggir taman kota, membeli makanan ringan, dan lain – lain. Setelah puas
bermain di Kota Purworejo, tiba saatnya untuk pulang.
Ditengah perjalanannya
untuk pulang, mereka menyempatkan mampir di Masjid Agung Purworejo untuk Sholat
Maghrib berjamaah. Karena sudah masuk waktu Sholat Maghrib. Lalu mereka
bergegas mengambil air wudhu dan masuk masjid untuk melaksanakan sholat maghrib
berjamaah. Setelah selesai sholat, mereka berdua tak lupa untuk mendoakan kedua
orangtuanya yang telah meninggal dunia.
Setelah selesai, mereka
bergegas keluar untuk melanjutkan perjalanan pulang. Namun naas, ketika hendak
pulang, dompet Hilmy dicopet. Namun tak disangka dan tak diduga, Alhamdulillah
ada seorang pemuda yang melihat aksi pencopetan tersebut dan segera
menangkapnya. Lalu pemuda tadi mengembalikan dompet milik Hilmy.
“ Maaf mas, ini dompet
mas. Tadi saya melihat dompet mas diambil pencopet saat mas keluar berdesakan
dari pintu masjid.” Lalu pemuda itu memberikan dompet itu kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah, Terima
kasih ya mas. Apa daya kalau dompet ini hilang.”
“ Ahh..., Ini hanya
kebetulan saya yang lihat. Semua ini semata berkat Alloh swt.”
“ Sekali lagi saya
mengucap banyak terima kasih.”
Tak tahu bagaimana
nasib mereka bila dompet Hilmy tadi hilang dicopet. Semua ini berkat Alloh swt.
Alloh masih memberikan perlindungan kepada Hilmy dan Adiknya. Memang Alloh Maha
Segala.
Lalu mereka berdua
melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah. Sebelum sampai di rumah, mereka
berdua mampir di suatu rumah makan. Lalu mereka berdua memesan makanan yang
sama, yaitu Nasi Goreng. Itulah makanan favorit Hilmy dan Rizqi. Tak lama
setelah mereka memeasan, Makanannyapun datang ke hadapan mereka.
“ Monggoh mas,
silahkan. Ini pesannya sudah datang.” Pelayan rumahmakan itu meletakkan makanan
dan minuman pesanan mereka. Lalu tanpa basa – basi, mereka memakan makanan
favorit mereka. Di tengah makannya Rizqi terhenti seolah ada yang mengganjal.
“ Kak, biasanya kita
sekeluarga pasti selalu mampir ke sini yah. Aku jadi inget sam ayah dan ibu.”
Ucap Rizqi.
“ Ya yah dek, betul apa
yang dikatakan olehmu. Kita setiap pulang dari suatu tempat pasti mampir ke
sini.”
“ Ya sudah Riz,
lanjutkan saja makannya. Yang penting kita harus selalu mendoakan beliau –
beliau, Ayah dan Ibu kita.” Lalu acara makan mereka berlanjut hingga selesai.
Setelah selesai makan, mereka berdua istirahat sebentar. Sembari menunggu
makanan dalam perutnya turun untuk dicerna, mereka membicarakan tentang kelanjutan
sekolahnya Rizqi dan hidup Hilmy.
“ Kak, Kakak kan
sekarang tahu, sepeninggal ayah dan ibu, tinggal Rizqi seorang diri di rumah
sendiri. Bagaimana ini? Karena kan kakak tidak mungkin meninggalkan pekerjaan
Kakak di Jogja sana.”
“ Ya nanti kita coba
Kakak pikirkan dulu ya.”
“ Siap kak. Kak !
sekarang kan kakak sudah memasuki umur – umur berumah tangga. Apakah Kak Hilmy
sudah punya calon?”
“ Kakak belum punya,
tapi kakak percayakan sepenuhnya kepada Alloh swt tentang kehidupan kakak,
rezeqi kakak, Jodoh kakak, dan Mati kakak.”
“ Subhanalloh kak,
kakak ini sudah punya kemantapan hati kepada Alloh swt 100 persen. Namun Jangan
lupa terus berdoa dan berusaha.” Sang adik mengingatkan kakaknya. Dan
percakapan tersebut berlanjut hingga sekitar 20 menitan. Lalu setelah
istirahatnya dirasa cukup, mereka melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya di rumah
tak terasa sudah melebihi waktu Sholat Isya, Jadi mereka berdua tidak jamaah
sholat isya di masjid melainkan berjamaah berdua di rumah.
Minggu pagi ini, Hilmy
sudah harus balik ke yogyakarta. Karena hari senin besok sudah mulai hari
efektif bekerja. Dan terpaksa harus meninggalkan Rizqi sendirian. Dia sebelum
berangkat ke Jogja baru kepikiran dan ingat sesuatu. Nita kan tidak bekerja dan
menganggur di rumah saja saat ini. Apakah Ia mau yah aku mintai tolong untuk
menjaga Adikku dan mengurusi semua ke butuhannya selama Hilmy bekerja di Jogja?
Itulah pertanyaan yang terbersit . Langsung saja Hilmy mengabari Nita dan
akhirnya nita menyanggupi hal itu. Dan Hilmy mempercayai semua masalah keuangan
Rizqi kepadanya. Dan mereka berduapun setuju.
Lalu , Dengan perasaan
yang sedikit lega Hilmy meninggalkan Rizqi di rumah dan menyerahkan
tanggungjawab kepada Nita. Lalu berangkatlah Hilmy Ke Jogja.
Tak terasa, sebentar
lagikontrak kerja Hilmy di Jogja sudah hampir habis. Namun Hilmy memang sudah
tahu, di perusahaanya menggunakan sistem kontrak. Hilmy memang tak pernah
mengkhawatirkan hal tersebut dan Hilmy sudah selalu mengcover hal itu. Karena
dia selalu percaya, ada Alloh yang Maha Mengurusi Makhluknya.
“ Tinggal seminggu lagi
nih aku di Jogja, aku nanti pulang Ke Purworejo mau kerja apa lagi yah?”
Tanyanya seorang Hilmy di dalam hati.
Lalu dia mendatangi
rumah seorang Kyai yang biasa dia datangi untuk mengaji. Kali ini Hilmy datang
kerumah pak Kyai nukan untuk mengaji, melainkan untuk berkonsultasi.
“ Pak Kyai, Assalamu’
alaikum.” Sambil Hilmy mencium tanagn pak kyai tanda hormatnya kepada sang
guru.
“ Wa’alaikumsalam, ada
maksud apa nak kamu datang kemari, tak biasanya?” Lalu Hilmy langsung mengungkapkan
seluruh keluh kesahnya. Namun pak Kyai meresponnya agak lama, dia berpikir
sejenak.
“ Nak Hilmy, Kamu kan
punya Alloh . dan kamu tahu Alloh Maha Segala. Saran bapak, Kamu hanya harus
mendekatkan diri kepadanya saja.” Itu saran pak kyai kepada Hilmy.
Hilmy berhenti sejenak,
memikirkan perkataan pak Kyai. Betul juga kata – kata pak kyai. Buat apa aku
punya Alloh yang Maha Segala, malah aku berkeluh kesah kepada manusia. Itu
batin Hilmy.
“ Terima Kasih atas
sarannya pak kyai, saya sudah mengerti.”
“ Nak sebentar. Kamu
harus inget satu. Berikan apa saja yang kamu punya untuk orang yang
membutuhkan. Satu kuncinya, Ikhlas.” Itu nasehat terakhir pak Kyai.
“ Terima kasih atas
semua nasehat pak kyai yang sangat bermanfaat ini. Aku sekalian berpamitan.
Kya’nya minggu depan saya sudah harus balik Purworejo.”
“ Ya , semoga Alloh swt
selalu memberikan kemudahan kepadamu. Hati – hati di jalan yah.”
“ Ya pak kyai,
Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Lalu Hilmy meninggalkan rumaha pak kyai.
Tak sengaja di tengah
jalan, Hilmy bertemu dengan seorang pengemis tua yang sedang terbujur lemah di
ujung jalan. Lalu di segera menghampiri si kakek tua itu. Lalu setelah beberapa
saat bercakap – cakap, ternyata, Kakek itu sudah 5 hari belum makan. Lalu Hilmy
memeriksa sakunya. Alhamdulillah dompetnya tak tertinggal di Kosan. Lalu Hilmy
mengecek dompetnya ternyata isinya tinggal satu lembar 50 ribu rupiah. Tanpa
ragu tanpa ada dilema, Ia langsung membelikan kakek itu makanan. Dan selebihnya
uang itu untuk kakek tadi.
Lalu dia pulang ke
kosannya yang berada tak jauh dari rumah pak kyai tadi.
Akhirnya tibalah
saatnya untuk Hilmy balik kampung ke Purworejo. Hilmy mendapat pesangon
akhirnya senilai 5 juta rupiah. Bagi orang jaman sekarang 5 juta gak ada
artinya. Namun bagi Hlmy, uang 5 juta itu sudah sangat besar dan sangat
berguna. Lalu dia bergegas balik ke Purworejo. Hanya membutuhkan waktu sekitar
3 jam.
Alhamdulillah Hilmy
sampai di rumah dengan selamat. Di depan rumahnya, Hilmy sudah disambut oleh
Nita dan Adiknya. Lalu mereka berdua sigap membawakan barang bawaan Hilmy masuk
rumah.
“ Nit, Terima kasih ya.
Tanpa kamu, aku bingung mau masrahin adik aku sama siapa yah . Sekali lagi
terima kasih yah Nit.”
“ Sama – sama Hil,
hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membantu kamu.”
Lalu adiknya menyauti
mereka berdua. “ Ciyyee, sudah cocok kok kak kalian berdua ini. Sudah seperti
suani dengan istri saja. Segeralah kalian menikah.”
Lalu seketika suasana
rumah itu menjadi hening akibat gurauan Rizqi tadi. Lalu Nita merasa bahwa
tugasnya menjaga Rizqi sudah selesai lalu dia berpamitan kepada Hilmy untuk
pulang ke rumah peninggalan kedua orang tua Nita. Nasib Nita sama dengan Hilmy,
seorang yatim piatu.
“ Nit, sebelum pulang,
ini ada sesuatu untukmu.” Hilmy memberikan seluruh uang pesangonnya tadi yang 5
juta untuk Nita. Tanpa pikir panjang langsung diberikannya amplop berisi uang
itu kepada Nita.
“ Ini apaan Hil, Kamu
baik sekali loh.” Sambil Nita menerima amplo tersebut.
“ Bukan apa – apa. Itu
hanya sekedar tanda terima kasihku kepadamu nit.”
Lalu Nita berpamitan
pulang dan Hilmy mengantar Nita pulang naik motornya. Ditengah perjalanan
menuju rumah Nita Hilmy sempat ragu ingin menanyai Nita suatu hal. Tapi Hilmy
takut, takut bila pertanyaan ini tak pas untuk Nita.
“ Nit, kita berdua kan
sudah sam – sama dewasa dan sudah sama – sama mengerti. Aku mau tanya sesuatu
hal ke kamu boleh?” Tanya Hilmy kepada Nita.
“ Boleh aja Hil, mau
tanya apa? Kamu ini, kayak sama siapa loh.” Sahut Nita.
“ Kamu ini sekarang
sedang sendiri atau sudah punya calon?” Tanya Hilmy kepada Nita.
“ Aku sekarang sedang
berdua. Sama kamu sih di atas motormu.” Canda Nita
“ Bukan itu maksud aku.
Maksud aku tentang pendamping hidup.” Kata Hilmy menyahuti tak ingin kalah
semangat dengan Nita.
“ Ohh..., Aku sekarang
sedang sendiri. Emang kenapa?”
“ Enggak, Cuma ingin
tanya aja.”
Lalu motor itupun tetap berjalan tanpa
memperhatikan pembicaraan sang pemilik. Tak peduli. Sesampainya di depan rumah
Nita, Hilmy baru membuka pembicaraan lagi.
“ Begini Nit, Bagaimana
kalau kita berdua jadi pasangan suami istri.”
“ Maksudmu kita berdua
menikah.”
“ Ya, seperti itu. Kita
berdua kan sudah sama – sama cukup umurnya. Bagaimana menurutmu?’
“ Aku akan pikirkan
dulu mas, aku belum bisa jawab sekarang.”
“ Ya sudah, tak apa.
Kalau kamu sudah punya jawaban segera WA atau telpon atau sms aku ya!”
“ Siap Mas.” Lalu Hilmy
pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Hilmy ciledek lagi oleh adiknya.
“
Ciyee.....ciye....ciye.....,
kelihatannya ada yang mau menikah nih sebentar lagi.”
“ Hust, anak kecil tahu
apa kamu. Fokus sekolah saja kamu!”
“ Ya kak.Ehh... tapi
kak.”
“Tapi apaan. Kakak mau
mandi dulu nih, dah gerah badan kakak.”
Lalu Hilmy bergegas
mandi. Karena sebentar lagi sudah masuk waktunya sholat maghrib. Setelah pulang
dari masjid, Hilmy seperti biasa. Memasakkan makanan untuk adiknya. Lalu mereka
makan bersama. Setelah selesai makan seperti biasa mereka sambil istirahat,
mereka berdua bercakap – cakap.
“ Kak, aku lihat kak
Nita suka sama kakak. Bahkan adik lihat kak Nita tulus mencintai kakak dan
menyayangiku juga sebagai adik kakak.”
“ Kamu anak kecil tahu pasal
apaan? Hah?” Tanya Hilmy.
Lalu tiba – tiba
Handphone Hilmy berdering keras. Dan Hilmy bergegas mengambil telepon tersebut,
kebetulan dari Nita. Mungkin Nita mau menjawabnya sekarang. Batin Hilmy. Lalu
Hilmy mengangkat telepon dengan salam dan suara yang sangat halus.
“ Assalamu’ alaikum
Nit, ada apa?”
“ Wa’alaikumsalam, begini
mas. Aku sudah pikirkan matang – matang. Bahwasannya aku mau dinikahi kamu,
Hilmy bin Andi ( Alm). “
“ Alhamdulillah kalau
begitu, kapan acara ijab qobulnya dilaksanakan?” Tanya Hilmy sampil di dalam
hatinya lagi berbunga – bunga sekali saking senangnya.
“ Ya secepatnya saja
yah. Aku menunggu kabar darimu lagi mas. Ya sudah aku Cuma mau memberitahu soal
itu. Maaf mengganggu, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Alhamdulillah , alhamdulillah, alhamdulillah. Itu saja yang terucap di bibir
Hilmy.
“ Betul kataku kan
kak.” Sahut adiknya turut senang melihat kakaknya bahagia.
“ Namun kakak masih
bingung, kakak belum punya pekerjaan yang tetap.”
“ Sudah kak, percayakan
semua karena Alloh. Niatkan pernikahan ini untuk menjalankan sunnahnya.”
“ Sekarang adik kakak
jadi tambah pintar yah.”
Pagi pun datang.
Matahari mulai menyapa pagi Hilmy. Seperti biasa, karena dia sedang menganggur
atau belum bekerja lagi, Hilmy menyempatkan setiap pagi dari dam 07.00 sampai
jam 09.00 untuk ber olahraga. Kebetulan di jalan ketika berolahraga pagi itu,
Hilmy melihat sebuah spanduk besar yang berbunyi iklan pekerjaaan dengan gaji
yang menjanjikan. Lalu Hilmy pulang ke rumah untuk mandi dan segera bergegas
untuk ke kantor tersebut untuk melamar pekerjaan.
Tak disangka, Dia langsung
diterima sebagai staf HRD. Memang, Jika kita dekat sam Alloh, Apapun keinginan
kita, pasti Alloh kabulkan.
BAGIAN 8 : Sukses Dunia Bahagia
Akhirat
Akhirnya, Hilmy dan
Nita sudah sepakat untuk langsung menikah. Berhubung kedua orang tua Nita sudah
menunggal, Jadi yang menjadi wali adalah Pakdenya. Yaitu, kakak laki – laki
dari ayah.
Hari ini adalah hari
Jum’at. Sekitar pukul 9 dia menyempatkan mampir ke rumah Nita. Tujuannya adalah
untuk menanyai Nita apakah Nita sudah minta ijin kepada pakdenya, dan meminta
pakdenya untuk menjadi wali nikah Nita. Tak disangka sebelumnya, tanpa memberi
kabar, Pakde Nita datang ke rumah Nita.
“ Assalamu’alaikum
Nit.” Sambil Pakde bersalaman dengan Nita dan juga Hilmy.
“ Wa’alaikumsalam
pakde.” Pakde Nita masih bingung kepada Hilmy. Itu dikarenakan Pakdenya Nita
belum mengenal Hilmy.
“ Nit, ini siapa yah?
Kayaknya pakde belum kenal. Mbok ya dikenalkan gitu.” Lalu Hilmy dan Pakde Nita
saling berkenalan.
“ Saya Hilmy pakde,
calon suami Nita.”
“ Ohhh, Ini toh
orangnya yang kau cerita tempo hari itu yah Nit.”
“ Betul pakde. Mas
Hilmy ini dulu sahabat aku ketika aku duduk di bangku smp.”
“ Jadi kapan kalian
berdua akan nikah?” Tanya pakde kepada mereka berdua.
“ Lusa Pakde, Hari
Minggu. Apakah Pakde bersedia untuk menjadi wali Nita dalam pernikahan lusa?”
“ In Syaa Alloh Pakde
siap.”
Lalu Nita masuk kedalam
rumah untuk membuatkan minuman pakde dan Hilmy. Nita sudah tidak sabar ingin
segera menikah dengan Hilmy. Nita berharap, semoga pernikahannya ini bisa
lancar, berkah, dan menjadi jembatan untuk Nita bisa masuk Surga. Karena di
dalam agama Islam, Menikah itu Sunnah, bahkan hukum bisa berubah menjadi wajib.
Diluar pakde dan Hilmy
bercakap – cakap mengenai pasal kehidupan Hilmy. Pakde Nita ingin mengenal
Hilmy lebih jauh. Apakah orangnya baik atau tidak, itulah yang pakde Nita
sedang menilai kepribadian Hilmy. Pakde Nita berpesan agar Hilmy kelak bisa
menjadi suami yang baik bagi Nita, bisa menjadi imam dalam keluarganya, bisa
membawa Nita menjadi istri yang sholehah. Dan Hilmy menyanggupi itu semua.
Insya Alloh Hilmy bisa mewujudkan keluarga baru yang sakinah, mawadah, dan
warahmah.
Tak lama kemuadian Nita
keluar sambil membawa dua gelas tes manis hangat untuk Pakde dan Hilmy. Lalu
mereka berdua meminum minuman buatan Nita. Setelah selesai urusan Hilmy di
rumah Nita, Lalu Hilmy berpamitan kepada Nita dan Pakdenya. Hilmy hanya sanggup
berdoa agar pernikahannya kali ini berjalan dengan lancar.
Hari minggu , Tepatnya
tanggal 2 mei 2018, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Di kantor KUA
di kecamatan Berkah Jaya, desa Nita, Tempat mereka berdua melaksanakan ijab dan
qobul. Alhamdulillah setelah prosesi ijab dan qobul selesai, sah lah mereka
berdua menjadi sepasang suami istri. Sah menurut agama dan tercatat sah secara
hukum negara.
Lalu setelah hari itu, Hari – hari yang
Hilmy lalui bersama Nita menjadi lebih indah. Mereka berdua sekarang tinggal di
rumah bekas peninggalan orang tua Hilmy. Dan Rizqi adik dari Hilmy sekarang
sudah lulus SMP dan melanjutkan sekolah SMAnya di Pondok pesantren modern
Gontor, Jawa Timur.
Dan sekarang kehidupan
Hilmy setelah menikah berubah 1800 . Hilmy sekarang sudah menjadi
bos. Karena Hilmy sekarang sudah bisa mendirikan sendiri perusahaan kecil yang
bergerak di bidang jasa. Dan di rumah Hilmy sekarang, menjadi tempat prodeksi
makanan rumahan. Luar biasa perubahannya.
Hari demi Hari, Minggu
ke minggu, Bulan demi bulan dilalui Hilmy dan Nita. Mereka selalu berusaha dan
berdoa agar Alloh swt cepat memberi mereka anak. Itulah impian semua orang
setelah berumah tangga. Setiap malam mereka berdua bangun untuk Sholat tahajud.
Meminta kemurahan Alloh swt. agar memberi mereka momongan.
Benar saja, setelah seminggu
mereka rajin berdoa dan dan berusaha, Alloh menjawab semua doa tersebut.
Sekarang Nita hamil anak pertamanya dengan Hilmy. Merupakan suatu anugrah bagi
pasangan yang baru menikah 3 bulan yang lalu. Alloh selalu memberikan apa yang
mereka butuhkan. Ketika butuh uang untuk membeli kelengkapan bayi, Alloh
memberikan yang mereka butuhkan.
9 bulan Nita mengandung
anak pertamanya dengan Hilmy. Dengan sabar Nita menjalani selama 9 bulan itu.
Hilmy siang malam banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan calon
bayinya. Dan tak lupa, Hilmy selalu menyisihkan beberapa rezeqi setiap Hilmy
mendapat rezeqi dari Alloh untuk anak yatim.
Tak lupa Hilmy dengan
adiknya Rizqi yang sedang menempuh pendidikan di Gontor. Setiap bulannya Hilmy
selalu mengirimi uang untuk Rizqi. Hilmy sangat sayang kepada adiknya tersebut.
Walaupun sekarang dia sudah bertumah tangga, Hilmy tak lupa untuk tetap menjaga
adiknya dan selalu memenuhi semua kebutuhannya.
9 bulan tak terasa
dilalui oleh Nita. Tiba saatnya untuk Nita melahirkan. Berjuang antara hidup
dan mati agar sang jabang bayi bisa lahir dengan selamat ke dunia. Pagi Itu
Hilmy mengantar Istrinya ke rumah sakit atau klinik persalinan dekat rumahnya.
Alhamdulillah tepat pukul 03.00 dini hari anak pertama dari Hilmy dan Nita
lahir. Terwujud sudah Hilmy dan Nita menjadi seorang ayah dan ibu baru. Dan
Hilmy sekarang sudah mempunyai anak laki – laki pertama. Dan mereka berdua
sepakat menamainya “ Muhammad Hamdan.”
Ketika Rizqi dikabari
kakaknya bahwa anak pertama Hilmy sudah lahir, lantas Rizqi segera pulang untuk
menengok kak Nita dan bayinya. Dari Gontor dia naik bus. Lalu setelah sampai
rumah, dia langsung memeluk kakaknya, Hilmy, karena sangat kangen dengan
kakaknya itu.
Pada Akhirnya, sekarang Hilmy sudah
memiliki dua anak, satu laki – laki satu lagi perempuan. Usahanya sekarang
berkembang pesat. Hilmy sekarang sudah mempunyai lebih dari 50 kantor cabang
yang tersebar di seluruh Jawa dengan karyawan sekitar 600. Hilmypun sekarang
telah menjadi orang yang sukses.
Dan Rizqi tak terasa,
sekarang dia sudah lulus dari Gontor dan melanjutkan studinya ke Universitas
Islam Madinah. Rizqi mengambil S1 di sana lalu melanjutkan studi S2 hingga S3
di Universitas Qairo Mesir.
Begitulah cerita
seorang anak manusia bernama Hilmy yang terlahir dari keluarga menengah dan
sekarang sudah berumah tangga dan bisa sukses. Ini semua berkat Doa dan
usahanya selama ini. Ketika Alloh sudah dekat dengan kita, apapun yang kita
butuhkan, pasti Alloh penuhi. Percaya Itu
SELESAI
[Peserta DAD PK IMM Ibnu Sina 2017]
0 komentar:
Posting Komentar