Rabu, 28 Februari 2018

SEMUA KARENA ALLOH




SEMUA KARENA ALLOH
BAGIAN 1.  Alloh Nomer SATU
BAGIAN 2.  4 RAKAAT di awal pagi
BAGIAN 3.  Gerbang Awal kesuksesan
BAGIAN  4. Lika liku Kehidupan
BAGIAN 5. Ketika Takdir berkata lain
BAGIAN 6. Do’a senjata terampuh
BAGIAN 7. Alloh Maha Segala
BAGIAN 8. Sukses Dunia Bahagia Akhirat



Tentang Penulis
Saya Rizal Fajar Abdurrahman, saya mahasiswa tingkat 1 di prodi S1 – Teknik Elektro. Novel ini adalah karya pertama saya. Saya lahir di Cilacap  pada 18 September 1999. Saya terlahir dalam keadaan normal dan saya tidak menyusahkan orang tua saya hehehe....
            Setelah tiga tahun saya berada di SMA Negeri 3 Cilacap tercinta ini banyak suka duka saya, mulai dari menemui teman yang sangat pendiem, sangat jail, sangat baik, hingga sangat aneh. Oiya ini novel pertama saya yang berjudul “ Semua Karena Alloh ” semoga kalian suka dengan jalan ceritanya. Selamat membaca ^^


Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang begitu besar.
Terimakasih kepada ibu, bapak, kakak dan adikku yang telah menemaniku, memberikan cintanya pada sehingga aku dapat menyelesaikan novel yang pertama ini.
Terimakasih juga kepada ibu guru tercinta yaitu Bu Marsilia yang telah memberikan arahan kepada kami dan memberikan kami pelajaran untuk dapat menyelesaikan novel ini
Terimakasih juga kepada semua teman-temanku dan semua orang yang telah membaca novel ini. Semoga novel yang saya buat dapat menghibur kalian semua.
Salam hormat,
Rizal Fajar Abdurrahman




Bagian Satu : Alloh Nomer SATU
Pagi ini, Hilmy sedang melamun memikirkan nasib masa depannya. Setelah UN berakhir, Hilmy bingung akan melanjutkan ke mana.
Hilmy merupakan seorang anak dari pasangan Andi dan Aulia. Dia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara.Dia salah satu siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Purworejo. Dia lahir ditengah keluarga dengan nuansa agamis. Sedari kecil dia sudah pintar mengaji.
Tak terasa ia, jam sudah menunjuk pukul 09.00, Hilmy ingat pesan orang tuanya. “Nak dimanapun kamu berada, dalam kondisi apapun kamu, ingat selalu Alloh, dekati Ia yang MAHA KUASA.”
“Oh iya, betul juga apa yang dikatan oleh ibu.” Kata Hilmy sembari dia berjalan untuk ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat Dhuha. Lalu Hilmy Sholat Dhuha sebanyak 4 Rakaat. Tak lupa setelah sholat ia berdoa untuk kebaikan dia dan keluarganya.
“ Hilmy, bisa kau kebelakang sekarang! ” teriak ibunya memanggil Hilmy.
“ Dalem bu, ada apa?” sahut hilmy sembari dia berlari menuju dapur untuk memenuhi panggilan ibunya.
“ Iya bu, ada apa? Apakah ada yang bisa hilmy bantu ibu?”, Hilmy berucap kepada ibunya.
“ begini Hilmy, apakah kamu tidsk keberatan jika kamu antarkan kue ini ke rumah pak Ahmad?”
“ Hilmy tidak keberatan, asalkan ada upahnya bu.” Sambil Hilmy mengedipkan mata kepada ibunya.
“ Apakah kamu lupa hilmy, selama ini kamu diajari apa oleh ayah dan ibumu ?” sambil menatap sinis kepada Hilmy.
“ Tidak lupa kok bu, Hilmy hanya bercanda.”
“ Apapun yang kita perbuat harus ikhlas , Semua Karena Alloh SWT. , Kalau tidak itu semua akan sia – sia kan bu, betul tidak?” Hilmy bertanya kepada ibunya.
“ Anak ibu pintar, sudah sanahcepat kamu hantar kue ini ke rumah pak Ahmad!”, Sambil menyerahkan Kue kepada Hilmy.
“ Siap bu!, Hilmy langsung berangkat menuju rumah Pak Ahmad.
Disini Pak Ahmad merupakan salah satu guru di SMA Negeri 5 Purworejo, guru Bk-nya Hilmy. Ia sekaligus kakak dari ayahnya Hilmy.
Kebetulan rumah Pak Ahmad memang tidak jauh  dari rumah Hilmy, hanya sekitar 1 Km dari rumah Hilmy. Berhubung dekat, jadi Hilmy hanya  berjalan kaki untuk sampai ke rumah Pak Ahmad.
Sembari berjalan, dia terus memikirkan nasibnya ke depan. Apakah Hilmy akan melanjutkan kuliah atau bekerja?. Dan tak lupa dia terus mengucapkan dzikir harian agar dia terus diberi petunjuk oleh Alloh dan utamanya agar hati Hilmy diberi pencerahan dan ketenangan dalam mengambil sikap kedepannya.
Ketika telah sampai di depan rumah Pak Ahmad, Hilmy langsung masuk ke Halaman depan untuk mengetuk pintu rumah Pak Ahmad.
“ Assalamu’alaikum pakde .” sembari Hilmy mengetuk – ketuk pintu rumah Pakdenya.
Begitu hingga tiga kali, ketika ketukan yang ketiga baru ada sautan suara dari dalam rumah Pak Ahmad.
“ Wa’alaikumsalam, sebentar.” Sembari Pak Ahmad berjalan keluar rumah untuk menengok siapa yang datang ke rumahnya.
“ oh, ternyata nak Hilmy, monggoh, silahkan masuk!”
“ tidak usah Pakde, Hilmy ke sini hanya untuk mengantar ini( sambil memberikan kue di tangannya ), oleh – oleh dari ayah yang baru pulang dinas dari semarang , Pakde.” Sahut Hilmy.
“ Ya sudah kalau begitu duduk – duduk dulu barang sebentar, toh kamu juga sudah mulai libur kan, tinggal menunggu hasil UN?” Sebut Pak Ahmad kepada Hilmy.
“ Ya boleh Pakde, asal ada sambiannya, eh tidak Pakde, Hilmy hanya sekedar bercanda” sembari duduk di teras rumah Pak Ahmad
“ Ya sebentar , Pakde tinggal masuk dulu ya.”
“ Monggoh Pakde, jangan repot – repot loh pakde !”
Sementara Pak Ahmad masuk Ke dalam Rumah, Hilmy sembari menunggu Pak Ahmad keluar Rumah, dia sambil membaca – baca koran yang ada di meja teras depan rumah. Dan ketika Hilmy membaca di bagian iklan kecik dari koran itu, Hilmy melihat ada seleksi bagi siswa kelas XII yang berminat mendaftar menjadi pegawai PT. PAMA Persada Nusantara. Dia merasa mungkin ini salah satu pilihan yang baik bagi Hilmy.
“ Hayo, sedang ngelamunin apaan yah Hil? “ Pak Ahmad mengganggu Hilmy sembari Pak Ahmad membawakan minuman untuk Hilmy.
“ Ini pakde, Hilmy sedang membaca koran, siapa tahu ada sesuatu yang menarik. “
“ Kebetulan ini Pakde, ada lowongan pekerjaan di PT PAMA Persada Nusantara bagi lulusan tahun ini. Dan Hilmy lihat, ini cocok dengan yang Hilmy harapkan.”
“ Kalau begitu, tidak ada salahnya kamu mencoba untuk mengikuti seleksi tersebut.” Nasihat Pak Ahmad kepada Hilmy
“ Insya Alloh pakde, akan Hilmy Coba. Ini minuman boleh Hilmy minum Pakde?” Tanya Hilmy.
“ Silahkan, anggap seperti di rumah sendiri !.”
Lalu Hilmy menyeruput segelas teh manis hangat dari Pak Ahmad.
“ Hil, Bagaimana kabar keluarga di rumah?” Tanya Pak Ahmad kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah Pakde, Ayah, Ibu, Sama adek sehat Walafiat.”
“ Alhamdulillah kalau begitu, kemarin ayahmu berapa hari dinas di Semarang?”
“ 4 Hari pakde, oh ya pakde, pengumuman kelulusan tanggal berapa toh pakde?”
“ Tanggal 2 Mei Hil, lah kira – kira besok kamu mau lanjut kuliah atau bekerja?” Tanya Pak Ahmad kepada Hilmy.
“ Belum tahu loh, Pakde. Hilmy belum ada gambaran.”
“ Kalau begitu, kamu rajin lah mendirikan sholat tahajud, agar Alloh swt. Memudahkan jalan dan langkah hidupmu.”
“ Pakde Cuma pesan, satu, ingat selalu Alloh di manapun dan kapanpun kamu berapa Himy!” lalu Pak Ahmad meyeruput Tehnya.
“ Insya Alloh pakde, aku akan tetap istiqomah.”
“ Sudah mulai siang ini pakde, Hilmy mau balik pulang dulu. Takut nanti dicari Ibu.”
Lalu Hilmy berpamitan kepada Pak Ahmad, Pakdenya. Lalu dia pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, dia langsung bersiap untuk menuju Masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at berjamaah. Setelah siap dia duduk di ruang tamu sambil menunggu waktu sholat Jum’at datang.
“ Hilmy, bagaimana tadi? Pakdemu ada di rumahnya?” Tanya Ibu kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah ada bu, tapi aku nggak ketemu budhe. Mungkin lagi pergi ke pasar.”
“ syukurlah kalau begitu, cepetan sanah kamu ke masjid! Karena Nabi Muhammad saw. Menyunahkan agar datang sholat Jum’at lebih awal agar mendapat keutamaan .” Nasihat ibu kepada Hilmy.
“ Siap bu! Tapi, ayah siang ini pulang untuk sholat Jum’at di masjid sini atau di kantor ya bu? ”
“ Ibu nggak tau loh, kayanya sih di Kantor. Sudah sana berangkat !”
“ Ya bu, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.”
Masjid dekat rumah sekitar 300 meter dari rumah. Setelah sampai di Masjid Ia duduk untuk berdzikir sambil menunggu Khotib naik mimbar. 30 menit sudah, Akhirnya sang Khotib naik mimbar, itu tandanya rangkaian ibadah Jum’at sudah dimulai. Hilmy mendengarkan kata tiap kata dari pak Ustadz. Kesimpulan dari isi khotbah tersebut adalah tentang kita agar menjadi manusia yang bertaqwa. Karena hakikat manusia hidup di dunia hanya untuk menyembah kepada Alloh swt. Seperti termaktub dalam QS. Az – Zariyat : 56. Yang intinya tak Alloh ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk menyembah kepadanya. Akhirnya siang itu menjadi siang yang penuh makna bagi Hilmy. Karena Ia tahu sebenarnya manusia hidup di Dunia hanya untuk menyembah kepadanya.
Rangkaian Ibadah Sholat Jum’atpun berakhir, Hilmy segera melangkahkan kakinya menuju Rumah. Sesampainya di rumah, Ayah Hilmy sudah pulang.
“ Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.” Jawab kedua orang tua Hilmy.Dan Hilmypun langsung bersalaman kepada kedua orang tuanya.
“ Ayah baru pulang?” Tanya Hilmy pada Ayahnya
“ Alhamdulillah Hil, pekerjaan Ayah di kantor sudah selesai.”
“ Bagaimana dengan kelanjutan sekolah kamu kedepannya?” Tanya Ayah pad Hilmy.
“ Lihat besok saja yah, aku sudah serahkan semuanya pada Alloh, biar Alloh yang mengatur. Karena lloh swt. Yang Maha Mengatur.” Jawab Hilmy.
“ Anak Ayah pintar sekali sekarang.” Kata Ayah
Ibu Hilmy menyauti. “ Siapa dulu dong ibunya?”
“ Adek udah pulang belum bu?” tanya adek pada Ibunya.
“ belum, adek lanjut Pramukaan.”
“oh, begitu toh bu.” Hilmy sembari melepas pakaian muslimnya dan ganti pakaian.
“ Ayah, Hilmy, Ayuh makan, hidangan sudah ibu siapkan di meja makan.”
“ Siap bu!” sahut ayah dan Hilmy.
Akhirnya mereka pun makan bersama – sama dan akhirnya Hilmy sudah menyerahkan segala sesuatunya kepada Alloh swt. Apapun yang terjadi. Dan Hilmypun sekrang sudah tahu, jadikan Alloh menjadi Nomor 1 di dalam hidupnya, maka Alloh pun akan seperti itu juga.
Bagian 2 : 4 Rakaat di awal pagi.
“ Allohu Akbar, Allohu Akbar.....” Suara Adzan Subuh itu membangunkan Hilmy. Lalu Hilmy bergegas bangun untuk mengambil air wudhu dan bersiap untuk berangkat ke masjid. Tak heran Subuh begini Hilmy sudah bangun untuk mendirikan Sholat Subuh berjamaah di masjid. Hilmy termasuk pemuda yang gemar untuk sholat berjamaah di Masjid.
“ Eh Ayah, ayah sudah bangun? Ayuh kita sama – sama berangkat ke masjid untuk sholat subuh berjamaah !”
“ Ya Alhamdulillah nih ayah sudah siap, ayo kita berangkat.”
Lalu, mereka berdua berjalan bersama menuju masjid. Sesampainya mereka di masjid, mereka langsung mendirikan sholat sunnah 2 raka’at sebelum subuh. Bahkan disebutkan dalam suatu Hadist, Barangsiapa mendirikan sholat sunnah duan ra’kaat sebelum subuh,  itu lebih baik dari dunia seisinya.
Setelah Qomat, Sholat Subuhpun di mulai. Semua terlihat khusu’ menghadap sang ilahi rabbi. Terdapat dalam suatu hadist , barangsiapa melaksanakan sholat Isya berjamaah di masjid, ia bagaikan melaksanakan sholat sunnah setengah malam suntuk, dan barangsiapa mendirikan sholat subuh berjamaah, dia seperti telah melakukan sholat sunnah semalam suntuk.
Sholat subuh telah berakhir, lalu Hilmy seperti biasanya, dia dzikir dan berdoa. Di dalam doanya pagi itu, Hilmy berdoa, “ Allohhummaghfirli wali wali dayya warkhamhuma kama raobbayani soghiro.”
“ Ya Alloh , yang maha pengampun, ampunilah dosa – dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.”
“ Ya Alloh, Engkau yang maha pemberi, tolong, berikanlah yang terbaik bagi hamba – Mu , mudahkanlah jalanku untuk melanjutkan hidup ini dengan baik. Apapun yang kau takdirkan , hamba percaya, itu yang terbaik dari Mu bagiku. Aamiin.
Begitulah isi doa Hilmy di pagi itu. Ayah melihat Hilmy khusyu’ sekali dalam berdoa. Diperjalanan pulang ke rumah , ayah bertanya kepada Hilmy.
“ Hil, kamu tadi ayah lihat, Khusyu’ sekali berdoanya. Sebenarnya berdoa apa saja?” Tanya sang ayah.
“ Hilmy hanya berdoa untuk kebaikan Hilmy dan keluarga, termasuk untuk ibu dan ayah.”
“ oh begitu, ya sudah.”
Ketika sampai di rumah, adik Hilmy , si Rizqi baru bangun dan segera untuk sholat subuh. Rencananya pagi ini Hilmy ingin bermain ke rumah sahabatnya, Aldi. Berhubung ini masih terlalu pagi, dia menonton tv dahulu, sambil menunggu masakan ibu matang.
Setelah selesai sarapan pagi, Hilmy berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk pergi bermain sekalian silaturahmi ke rumah Aldi, yang notabenenya adalah sahabat Aldi. Aldi adalah sahabat dari kecil Hilmy, mereka sudah bersahabat sejak lama. Letak rumah Aldi berada di tengah kota Purworejo. Karena ketika lulus SD, Aldi sekeluarga pindah ke Kota. Lalu Hilmy segera mengeluarkan motornya yang telah terparkir di belakang rumah.
Perjalanan dari desa Hilmy menuju tengah Kota Purworejo membutuhkan waktu sekitar 1,5 Jam. Hilmy berangkat dari rumah pukul 08.00. Di tengah perjalanan, tidak diperkirakan Hilmy, ternyata ban sepeda motornya bocor. Lalu dia berhenti untuk menambalkan bannya. Untungnya ketika ban sepeda motor Hilmy bocor, dekat dengan bengkel. Jadi, tak perlu susah – susah mendorong motor ber kilo- kilometer. Sambil menunggu ban motornya selesai ditambal, Hilmy melihat Jam tangannya sudah menunjukkan pukul 08.40. “ sudah masuk waktu sholat dhuha ini.”, Hilmy berbicara sendiri. Lalu ia bergegas mencari masjid di dekat bengkel dan ternyata ketemu. Ada sebuah masjid yang lumayan besar di seberang jalan raya tempat Hilmy menambal ban motornya. Lalu dia masuk ke kompleks halaman masjid dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat dhuha. Hilmypun melaksanakan Sholat Dhuha sebanyak 4 Raka’at. Dia teringat pesan ayah, kata ayah Alloh bernah berjanji kepada hamba- Nya melalui Rasulullah Muhammad SAW. “Barangsiapa melaksanakan di awal paginya ruku’ sebanyak 4 , maka akan aku penuhi semua hajatmu wahai hamba-Ku.” Maka Hilmy melaksanakan Sholat Dhuha sebanyak 4 Raka’at.
Setelah selesai sholat, Hilmy langsung menuju bengkel untuk mengambil motornya dan segera melanjutkan perjalanannya. Namun, ketika Hilmy sampai bengkel, dia ditanyai oleh seseorang yang sebelumnya belum pernah dia kenal.
“ Assalamu’alaikum.” Sapa orang tersebut kepada Hilmy sambil mengajak untuk berjabat tangan.
“ Wa’alaikumsalam, Bapak ini siapa yah?”
“ betulkah anda ini anak bapak Andi yang bekerja di dinas itu yah? Tanya bapak tadi.
“ betul, bapak ini siapa, kok bisa mengenal ayah saya?”
“ Ya sampaikan salam dariku, bilang saja sahabat kecilnya. Kamu ini hendak pergi ke mana?”
“ Saya hendak pergi ke rumah sahabat saya, di Kota.”
“ Ya sudah , Bapak mau melanjutkan perjalanan lagi, bapak mau pulang kampung, monggoh.”
“ Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.” Lalu bapak tadi bergegas pergi meninggalkan Hilmy. Sampai – sampai Hilmy lupa menanyakan nama sahabat kecil ayah tadi. Dan Hilmypun bergegas melanjutkan perjalanannya lagi, mengingat masih 1 jaman agar bisa sampai ke rumah Aldi.
Ketika sampai di rumah Aldi, Hilmypun mengetuk pintu rumah Aldi.
“ Assalamu’alaikum, Aldi....” sambil terus mengetuk – ketuk pintu rumah Aldi.
“ Wa’alaikumsalam”, dari dalam rumah terdengar suara Aldi yang menjawab salam.
“ Waduh, tamu jauh, tamu agung telah sampai di gubugku ini.” Candaan Aldi kepada Hilmy sambil berjabat tangan dan dan berpelukan.
“ Alhamdulillah di, aku selamat sampai sini.” Kata Hilmy.
“ Ya alhamdulillah, mari duduk. Aku mau masuk dahulu sebentar. Anggap saja seperti di rumah sendiri.” Lalu Aldi masuk rumah untuk membuatkan minuman untuk Hilmy.
Hilmy masih melepas kepenatan setelah hampir 2 jam di perjalanan naik motor. Hilmy masih heran , Rumah sebesar ini kok sepi sekali, dalam batin Hilmy. Ke manakah orang tua Aldi. Aldipun keluar membawakan minuman dan makanan kecil untuk sahabatnya yang sudah sudi jauh – jauh dari desa main ke Rumahnya.
“ Hilmy, monggoh di minum dahulu, agar rasa lelahmu segera hilang.” Sambil meletakkan minuman di meja.
“ orang tuamu pada ke mana? Kelihatannya sepi sekali rumah ini, seperti di kuburan.” Gurau Hilmy kepada Aldi.
“ Iya, aku sedang sendirian di rumah sejak seminggu yang lalu. Ayahku dinas ke luar negeri, ibu dan adik berlibur ke rumah neneknya, sementara kemarin aku sedang UN, jadi aku tidak ikut.” Jawab Aldi.
“ Oh..., Kirain pada ke mana. Oh iya Aldi, boleh kuminum ini air?”
“ Silahkan dinikmati sahabatku.”
Setelah minum, mereka saling tanya menanya mengenai kabar. Hingga samapai pada suatu pertanyaan yang sangat ramai mereka bahas. Tak lain dan tak bukan masalah perempuan atau percintaan.
“ Aldi, Apakah kamu masih sama cindy?” Tanya Hilmy kepada sahabatnya itu.
“ Aku sekarang sudah punya yang baru, dia anak desa sebelah. Aku mengenalnya ketika ada acara pengajian di Kampung sebelah. Lalu Kamu sih Hil?”
“ Aku sampai sekarang masih seperti dahulu, Jomblo sejati bro. Aku masih hanya senang kepada seseorang saja, belum pernah berani untuk mengungkapkan perasaanku ini.” Jawab Hilmy.
“ Oh iya Hil, akhir – akhir  ini aku merasa hatiku sangat gelisah. Bagaimana yah? Apakah kamu tahu obatnya?”
“ Coba Al, kamu mulai besok diistiqomahkan melaksanakan Sholat Dhuha 4 raka’at.”
“ Ya Insya Alloh besok akan aku coba Hil. Makasih atas nasehatmu ini ya.”
“ Ya sama – sama, kan kita sesama muslim memiliki kewajiban untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Seperti termaktub dalam surah Al – Asr ayat 3.” Jawab Hilmy.
“ Subhanalloh, Hil, kamu sekarang jadi tambah pintar pasal agama.”
“ Alhamdulillah.....”
Tak terasa berbincang – bincang mereka berdua, sudah masuk waktu sholat Dzuhur. Lalu Hilmy mengajak sahabatnya itu untuk sholat berjamaah di Mushola dekat rumah Aldi.
“ Al, sudah masuk waktu Sholat dzuhur nih, Sholat berjamaah di mushola yuk!” Ajak Hilmy.
“ Ayuh hil, kamu mau pakai sarung atau tetap seperti itu aja?”
“ Pakai celana ini saja, toh sudah melebihi mata kaki. Sudah sah untuk sholat.”
Lalu mereka berdua berjalan menuju mushola untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Setelah selesai sholat, mereka duduk duduk lagi di teras rumah Aldi. Lalu Aldi mengajak pergi ke suatu rumah makan yang biasa Aldi dan keluarga kunjungi.
Sesampainya di rumah makan, mereka memesan makanan dan minuman. Lalu Aldi membuka pembicaraan lagi.
“ Hil, UN kan telah selesai, itu pertanda sebentar lagi kita akan lulus SMA. Lalu, kamu mau melanjutkan ke mana?” Tanya Aldi kepada Hilmy.
“ Aku belum tahu loh Al, Aku sudah mencoba mendaftar ke beberapa PTN namun belum ada yang pengumuman.”
“ Oh seperti itu, Kalau Aku sudah pasti sekolah bisnis untuk melanjutkan Usaha Ayah aku.”
“ Hil, Apakah kamu mau bekerja bersamaku,di perusahaan milik ayahku, untuk melanjutkan Usaha Ayahku?” Tanya Aldi.
“ Benarkah? Sungguh ,mulia kau ini, mau membantu sahabatnya.”
“ Benar, aku sungguh serius.” Kata Aldi sambil mengangkat kedua jarinya menandakan peace(pis).
“ Ya alhamdulillah kalau begitu, nanti sembari kerja di perusahaanmu, aku sambi dengan sekolah lagi.”
“ Ide bagus itu, Setuju?”
“ Setuju, terima kasih ya Al.”
Memang rejeki tidak kemana, Hilmy yang datang ke rumah Aldi untuk main dan bersilaturahmi, tak disangka dan tak diduga, malah Aldi memberikan dia kesempatan untuk bekerja di perusahaan bapak Aldi. Ketika Alloh Sudah berjanji, Maka Alloh akan tetapi. Kesimpulannya Alloh maha menepati janjinya. Hilmy merupakan anak yang rajin dan taat selalu akan perintah Alloh swt. Maka ketika Alloh swt. telah memberikan kemudahan kepada Hilmy, maka tiada seorangpun yang dapat mencegahnya. Memang, Sholat empat rraka’at di awal pagi membawa berkah bagi Hilmy.
Lalu Hilmy berucap terima kasih kepada Aldi, setelah dirasa cukup , lantas Hilmy pulang ke rumah.

BAGIAN 3 : Gerbang Awal Kesuksesan.
Akhirnya hari yang ditunggu – tunggu telah datang. Tanggal 2 mei adalah hari yang sungguh mendebarkan bagi Hilmy. Soalnya hari ini adalah hari pengumuman di mana Hilmy lulus atau tidak lulus. Dan bagaimana nilai hasil kerja kerasnya selama ini, siang malam belajar, sorenya les. Maka dari itu, Hari ini hari yang sangat menentukan bagi awal kesuksesan kedepannya si Hilmy.
“ Ayah, Ibu, Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Ibu atau Ayah yang akan berangkat bersama Hilmy untuk mengambil pengumuman ?”
“ Hilmy, kaya’nya ayah ndak bisa, masalahnya pagi ini ayah ada meeting di kantor, Jadi hari ini biar Ibu saja yang mengambilnya bersama kamu.” Kata Ayah.
“ Siap yah, ibu siap – siap ya, kan sebentar lagi jam 9”
Lalu Ayah berpamitan untuk berangkat kerja ke kantor. Setelah ayah berangkat, Ibu dan Hilmy mandi dan bersiap – siap untuk berangkat.
Setelah Hilmy selesai mandi, Hilmy masuk kamar untuk ganti pakaian. Sebelum berangkat , tak lupa Hilmy mendirikan Sholat Dhuha.
“ Bu, sudah siap?”
“ Ayuh, ibu sudah siap nih!” Lalu mereka berdua berangkat ke sekolah Hilmy.
Sesampainya di sekolahan, SMA Negeri 5 Purworejo telah rame dipenuhi kendaraan orang tua / wali murid. Ibu langsung bersalaman dengan para guru. Lalu mereka berdua masuk ruangan di mana semua murud dan wali murid dikumpulkan.
Pukul 10.00 WIB sudah, Namun nasib kejelasan kapan akan diumumkan. Akhirnya tepat pukul 11.00 WIB Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Purworejo masuk ke Aula, di mana ruangan kami berkumpul. Lalu disusul oleh beberapa jajaran dewan guru dan para wali kelas masing – masing.
Siang itu acara di mulai dari pembacaan ayat suci Al – Qur’an dan sambutan kepala sekolah. Setelah sambutan pak kepala sekolah selesai, dilanjutkan oleh pidato sambutan ketua komite SMA Negeri 5 Purworejo.
Akhirnya saat – saat yang ditunggu telah tiba, acara puncak adalah pengumuman kelulusan yang dibacakan oleh Pak Kepala sekolah. Ternyata ada salah satu dari 324 siswa yang ada, ada yang tidak lulus. Hal ini membuat para orang tua murid dan siswa yang hadir menjadi cemas karenanya. Hingga pembagian amplop kelulusan dibagi satu per satu. Hilmy sangat khawatir, apakah dia yang tidak lulus? Lalu Hilmy berdoa dan memasrahkan semua kepada Alloh swt. Hingga ketika nama Hilmy dipanggil ke depan untuk mengambil amplop kelulusan datang. Dia dan Ibunya maju untuk mengambil amplop tersebut. Dan Alhamdulillah ketika Hilmy membuka amplop tersebut, disitu tertulis saudara Hilmy Salam dinyatakan lulus menempuh satuan pendidikan di SMA Negeri 5 Purworejo. Lalu Hilmy dan Ibunya tak lupa mengucap syukur alhamdulillah. Lalu Hilmy dan Ibunya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, mereka berdua sujud syukur sebagai tanda syukur kepada sang pencipta. Lalu Ibu menelepon ayah untuk memberitahu kabar baik ini.
“ Assalamu’alaikum yah”
“ Wa’alaikumsalam bu, ada apa ibu menelepon ayah?”
“ Yah, Hilmy yah”
“ Ada apa dengan Hilmy, Lulus kan?”
“ Alhamdulillah yah, Hilmy lulus dengan nilainya yang memuaskan”
“ Alhamdulillah kalau begitu bu, ayah mau melanjutkan meetingnya lagi, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam yah , semangat bekerja lagi.”
Siang itu setelah sholat dzuhur , Hilmy pergi ke warnet mengecek di internet apakah dia diterima SNMPTN atau yang di PT PAMA Persada Nusantara. Setelah Hilmy membuka website SNMPTN dia mengecek, lalu di situ tertera bahwa Hilmy lolos mengikuti SNMPTN dan di terima di jurusan Teknik Industri UGM Yogyakarta. Lalu dia langsung sujud syukur sebagai tanda syukurnya kepada Alloh swt. Lalu dia pulang untuk memberitahu kepada Ibu. Namu di tengah perjalanannya untuk pulang, dia ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari PT PAMA Persada Nusantara yang menyatakan Hilmy lolos seleksi.                        “ Alhamdulillah, terima kasih ya Alloh” Ucap Hilmy.
Lalu dia melanjutkan perjalanan pulang menuju rumahnya. Sesampainya dia di rumah dia langsung memberi tahu ibu. Namun ada yang aneh dari sikap ibu menanggapinya.
“ Apakah biaya kuliah di UGM tidak mahal nak?” Tanya Ibu pada Hilmy.
“ Insya Alloh tidak terlalu bu. Dan Insya Alloh Hilmy ketika masuk semester 2 dia akan mencari beasiswa untuk meringankan beban ayah dan Ibu.”
“ Ibu tidak usah khawatir.”
“ Ibu cuma takut tidak bisa membiayai sekolah kamu.”
“ Sudah cukup ibu, tenang saja.”
Lalu Hilmy masuk kamar untuk istirahat siang. Karena Hilmy sudah lelah habis seharian muter – muter. Namun  itu tak sia – sia karena membuat Hilmy bahagia. Hari ini bagaikan sedang kejatuhan 1000 bintang dari langit, bagaikan sedang jatuh cinta, bagaikan diberi emas satu gudang, begitu menurut Hilmy.
Sebelum tidur siang, dia biasa mendengarkan lagu – lagu Murattal Al – Qur’an hingga tak terasa ketiduran. Begitulah kebiasaan Hilmy, mendengarkan Murattal sebelum tidur. Karena kebiasaan itu, Hilmy sekarang sudah hafal al – qur’an 12 Juz. Dan Hilmy diterima di PTN UGM berkat hafalannya tersebut.
Hari demi hari dilalui Hilmy. Hingga tepat tanggal 5 Mei 2017, Saatnya dia daftar ulang di UGM. Dia rasan kepada kedua orang tuanya agar memberinya uang untuk daftar ulang.
“ Yah, bu, Mohon maaf ya Hilmy mengganggu. Hari ini saatnya Hilmy harus ke Jogja untuk daftar ulang di UGM.”
“ Oh, ya Alhamdulillah.”
“ Ya yah, bu, Alhamdulillah. Tapi Hilmy butuh uang untuk daftar ulang tersebut yah, bu.”
“ Kamu butuh berapa?” Kata Ayah.
“ Sekitar 2 Juta saja bu.”
“ Ya nanti kamu bawa kartu ATM ayah saja. Di situ terdapat lebih dari yang kamu butuhkan.” Kata Ayah
“ Terima Kasih ya yah, bu” Lalu Hilmy bersiap untuk berangkat Ke UGM untuk keperluan daftar Ulang. Dia berangkat ke sana naik bus AKAP. Dari Purworejo menuju Yogyakarta hanya membutuhkan waktu 3 Jam. Hilmy berangkat dari rumah pukul setengah 8 melalui agen bus AKAP yang ada. Di dalam bus Hilmy duduk di sebelah seorang perempuan yang belum dia kenal. Nampaknya Hilmy kagum dengan penampilan dan kecantikan perempuan itu. Lalu Hilmy mengajak berkenalan dengan perempuan itu. Nama perempuan itu adalah Humaira.
“ Assalamu’alaikum, mba mau ke mana?”
“ Wa’alaikumsalam, saya mau pergi ke jogja, mau daftar ulang di UNY.”
“ Kebetulan, saya juga hendak ke jogja, namu ke UGM.”
“ UGM dan UNY kan bersebelahan mas, bolehkan saya bareng dengan mas?”
“ Boleh saja, sebelumnya kita belum berkenalan , nama mba siapa yah?” Tanya Hilmy.
“ Oh ya jadi lupa, perkenalkan nama saya Humaira, Panjangnya Huimara Razaq. Kalau kamu?”
“ Perkenalkan juga, nama saya Hilmy. Salam Kenal.”
Akhirnya mereka berdua berkenalan dan saling menanyai satu sama lain. Dan ketika sampai di Jogja, mereka berpisah karena beda tujuan. Hilmy ke UGM dan Humaira ke UNY. Setelah pertemuan itu, Hilmy dan Humaira berpisah cukup lama.
Sesampainya di UGM Hilmy baru ingat, dia belum sempat meminta nomor telepon Humaira. “ Alah, tidak apa, kalau berjodoh, pasti gak kemana” Batin Hilmy.
Dia langsung masuk ke ruang admisi untuk menyelesaikan proses daftar ulangnya itu. Setelah selesai semua, dia baru keliling untuk cari kos – kosan. Alhamdulillah baru berjalan mutar – mutar sekitar 30 menit dia sudah menemukan tempat kos yang menurutnya cocok. Tidak mahal, letak dekat UGM, dekat masjid pula. Memang ini semua berkat Alloh swt. yang memudahkan.Setelah dia selesai urusannya di kota Yogyakarta, Hilmy langsung balik menuju Purworejo.

BAGIAN 4 : Lika – Liku Kehidupan
Ada waktu sekitar 3 bulan waktu tunggu sebelum perkuliahan dimulai. Dalamwaktu 3 bulan itu, Hilmy bekerja di perusahaan Ayah Aldi di Purworejo Kota. Hilmy menginapnya di rumah Aldi. Dalam dunia pekerjaan yang sekarang dia geluti, yaitu di bidang hantar kirim barang. Banyak sekali halangan dan rintangan , Mulai dari pelanggan yan mengeluh barang belum sampai – sampai, barang sampai di rumah rusak, dan lain sebagainya. Hari demi hari Hilmy lewati dengan penuh kesabaran sembari dia belajar untuk menghadapi masalah yang lebih besar di kehidupannya di kemudian hari. Pada bulan pertama di perusahaan Ayah Aldi, dia sudah pernah diomelin 10 Kali oleh pemimpin kantor.
Dua bulan terakhir karena sudah memasuki bulan puasa atau Ramadhan, Jadi dia jarang dimaraih oleh bosnya.
3 Bulan sudah berlalu, bulan Ramadhanpun telah meninggalkan Hilmy. Dan lebaranpun telah berakhir, saatnya Hilmy memulai perkuliahannya di UGM. Sore itu Hilmy meminta ijin kepada Ayah, Ibu, dan Adiknya untuk berangkat ke Yogyakarta.
“ Ayah, Ibu, Adek, Kakak mau pamitan ke Jogja untuk memulai perkuliahan pertama Hilmy. Hilmy hanya minta do’anya agar Hilmy di sana bisa Kuliah dengan baik dan nyaman.” Sambil sungkem satu – satu dari Ibu, Ayah, Terakhir Adek.
“ Nak, kamu di sana kuliahnya yang bener, jangan banyak main, fokus sekolah agar sekolahnya cepat selesai ya nak!”
“ Ya yah, Hilmy akan ingat selalu pesan ayah ini.”
“ Ibu pun berpesan agar Hilmy di sana jangSesampaian lupa Sholat 5 Waktunya, Karena itu wajib, gak boleh ditinggalin. Suka sama perempuan harus menghormatinya, bukan malah melecehkannya. Paham?”
“siap Bu, Hilmy paham.” Sambil mencium tangan kedua orang tuanya, beserta adeknya, Hilmy berangkat ke Terminal diantar ayahnya. Sesampai terminal, dia langsung naik bus AKAP jurusan Jogja dan melambaikan tangannya kepada Ayahnya.
Selama diperjalanan dia tidur karena seharian packing, lalu kecapean. Tak terasa sudah sampai di terminal Yogyakarta. Waktu menunjukan pukul 16.00 WIB. Lalu Hilmy melanjutkan perjalanannya naik bus TransJogja yang menuju arah Kampus UGM. Lalusampi di halte depan UGM, dia langsung menuju kos –kosannya.
Hari pertama di kos – kosan, Hilmy merasa masih biasa saja. Namun seminggu dua minggu Hilmy baru terasa tidak enaknya jauh dari orang tua. Namun Mau bagaimana lagi? Hidup harus terus berlanjut dan dihadapi dengan ketabahan hati.
Tak terasa sudah diakhir semester 1, Saatnya Hilmy mempersiapkan semua agar Ujian Akhir Semester satunya memperoleh IPK diatas 3,0. Sudah dari seminggu yang lalu Hilmy sudah mempersiapkan semuanya. Tiba hari dimana ujian semester 1 ini. UAS 1 akan berakhir 8 hari lagi. Hilmy sudah tak tahan untuk kembali ke kampung halaman untuk berjumpa dengan orangtua dan adiknya. Hari demi dilalui Hilmy untuk mengikuti UAS 1. UAS pertama di perkuliahan tenyata berbeda dari semasa Hilmy sekolah dibangku SMA. Ternyata lebih menitik beratkan kepada pemahaman dan pengetahuan masing – masing individu.
Hari terakhir UAS 1, Hilmy sangat semangat cenderung antusias sekali mengikutinya. Karena setelah pulang dar UAS 1 dia ingin segera pulang ke Purworejo. Pukul 12.00 sudah selesai UASnya. Lalu dia langsung balik ke kos – kosan. Sebelum pulang ke Purworejo, Dia tak lupa untuk sholat Dzuhur dahulu. Setelah selesai sholat dzuhur, dia siap – siap packing barang untuk pulang. Setelah semua siap, Berangkatlah Hilmy menuju terminal kota Yogyakarta diantar oleh teman satu kos – kosannya. Lalu pulanglah dia naik bus. Belum sampai di rumah, ada sesuatu yang mengganjal hati Hilmy. Benar saja, 30 menit kemudian Hilmy menerima telepon dari pak Ahmad, Pakde Hilmy.
“ Assalamu’ alaikum Hil?” suara pakde Hilmy seperti habis nangis.
“ Wa’alaikumsalam pakde, Ada apa yah pakde? Suara pakde kok kayak orang habis nangis?”
“ Hil, Kamu sedang pulang ke Purworejo atau masih di Jogja?”
“ Lagi di jalan ini pakde, sebentar lagi nsudah mau suk kota Purworejo. Ada apa pakde?
“ Hil, kamu harus rela untuk menerima ini semua ya! Hehhhhm.....”
“ Sebenarnya ada apa sih pakde?”
“ Hil, ayahmu kemarin kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian , Ini pakde, bude, sama ibumu juga lagi di Rumah Sakit untuk mengurus kepulangan jenazah.”
Seketika telepon Hilmy jatuh terbanting ke lantai bus. Lalu Telepon mereka terputus. Hilmy sangat sayang kepada Ayahnya tersebut. Tak disangka di umur ayah yang masih 43 tahun itu sudah harus kembali kehadapannya. Sebagai seorang muslim yang tahu dan mengerti ilmu agama, Hilmy walaupun sangat sedih namun tak ingin berlarut – larut dalam kesedihan. Sesampainya di Terminal Purworejo, Hilmy langsung bergegas pulang menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Rumahnya sudah dipenuhi oleh para pelayat. Karena Jenazah belum sampai di rumah, Hilmy hanya bisa merenungi nasibnya dan menahan rasa sedih. Hilmy mencoba tegar menghadapi musibah ini. Karena Hilmy mengtahui bahwasannya orang yang beriman pasti akan mendapat ujian dan cobaan, dan ketika di timpa musibah, dia hanya bisa berucap “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.” Sesuai termaktub di dalam Al – Qur’an surah Al – Baqarah ayat 155 – 156.
1 Jam setelah Hilmy sampai di rumah, Jenazah Ayah Hilmy baru datang dengan dibawa oleh Ambulance. Hilmy langsung membantu untuk membawa peti yang berisi Jenazah Ayahnya untuk dibawa masuk ke dalam rumah. Lalu dipimpin oleh seorang ustadz di kampung Hilmy yang bernama ustadz AAN untuk melaksanakan Sholat Jenazah berjamaah . Di dalam Sholat Jenazah Hilmy, Hilmy sempat meneteskan air mata. Lalu dia teringat, bahwasannya setiap yang bernyawa akan mati. Jadi Hilmy segera mengusap air matanya.
Sholat jenazahpun telah selesai. Tinggal menunggu beberapa saudara dari Cilacap dan Kalimantan yang masih di perjalanan. Alhamdulillah sekitar menunggu setengah jam saudara – saudara sudah pada datang semua. Lalu Kami segera menguburkan Ayah Hilmy di tempat pemakaman umum dekat rumahnya. Sebelum ayah meninggal, Ayah sudah lama berwasiat untuk dikuburkan di sebelah makam kedua Orangtua ayah Hilmy.
Sesampainya di tempat pemakaman umum tersebut, Ibu tak kuasa menahan tangis hingga ibu Hilmy pingsan. Segeralah Ibu Hilmy di bawa pulang oleh para keluarganya. Dan Hilmy bersama adiknya tetap lanjut mengikuti prosesi pemakaman Ayahnya.
Setelah semua prosesi pemakaman selesai, tak lupa Hilmy dan adiknya berhenti sejenak di atas tanah kuburan ayahnya yang masih basah untuk mendoakan mendiang ayahnya. Agar ayahnya di sana mendapat tempat yang enak dan dijauhkan dari siksa kubur.
Lalu Hilmy dan adiknya bergegas meninggalkan tempat pemakaman Ayahnya. Sesampainya di rumah, Ibu masih menangis belum merelakan kepergian ayah Hilmy. Lalu Hilmy mendekati ibunya untuk menasehati ibunya agar bisa tabah dan ikhlas menghadapi takdir ini.
Hari demi hari setalah kepergian mendiang ayahnya, Hilmy dan keluarga mengalami kemerosotan perekonomian. Karena Ayah adalah satu – satunya tulang punggung bagi keluarga Hilmy. Sepeninggal ayahnya, Hilmy sebagai anak tertua dalam keluarganya. Dialah yang menjadi pengganti sosok ayah. Dia sekarang sudah berhenti dari kuliahnya untuk bekerja membanting tulang. Sekarang dia kembali bekerja di perusahaan bapak Aldi. Namun diposisinya sekarang dia sudah lumayan pangkatnya, Dia ditugaskan sebagai pengawas di lapangan.
Kehidupan memang punuh lika – liku pasang surut kehidupan. Setelah dia berhenti sekolah, dia bekerja. Ini tiba – tiba ada iklan seleksi beasiswa Djarum Foundation. Lalu dia segera merspon iklan tersebut dan mengikuti beberapa rangkaian tes seleksi tersebut. Kira – kira ada 5 tahap seleksi . Tak disangka dia lolos seleksi dan mengikuti kuliah Kudus kali ini. Karena kuliahnya dibiayai oleh PT Djarum Foundation.
Ketika Sudah lulus dari masa kuliahnya, Hilmy langsung saja mengabdi di PT Djarum Foundation sebagai supervisi barang. Disana dia punya atasan perempuan, ternyata atasannya itu adalah Humaira yang waktu itu kenalan ketika kuliah di Yogyakarta. “ Apakah ini yang namanya jodoh?” didalam batinnya dia berucap.
Sudah Hampir setahun tak terasa dia bekerja di PT Djarum. Lama kelamaan dia semakin mencintai Humaira, dan Humaira pun sebaliknya terhadap Hilmy. Lalu keduanya sudah sepakat untuk menikah dan ingin berkonsultasi dahulu kengan kedua belah pihak keluarga. Akhirny tepat tanggal 12 April 2018 di rumah Humaira yang berada di Kebumen kedua belah pihak itu bertemu. Dan kedua belah pihak itu sudah sepakat untuk menentukan hari baik pernikahan antara Hilmy dengan Humaira.
Kurang sebulan lagi mereka berdua akan segera melaksanakan pernikahan. Semua sudah siap. Mulai dari mas kawin, tratag, terus pakaian saat ijab qobul, dan lain – lain.
“ Nak, Apakah kamu sudah mantap untuk menikahi Humaira?” Tanya Ibu Hilmy kepada Anaknya.
“ Insya Alloh bu, doakan saja yang terbaik ya bu.”
“ In Syaa Alloh doa ibu selalu menyertaimu.”
“ Ibu hanya mengingatkan Hilmy. Ketika kelak sudah menikah dengan Humaira, Hilmy harus menjadi orang yang bertanggung jawab.”
“ Siap bu, Terima kasih atas nasehatnya bu.”
Lalu Hilmy pergi untuk membeli sesuatu keperluan untuk hari pernikahannya itu. Perjalanan cinta Hilmy dengan Humaira memang begitu singkat, namu Hilmy dan Humaira sudah sangat mantap untuk menikah. Semoga Alloh swt. meRidhoinya .

BAGIAN 5 : Ketika Takdir Berkata Lain.
Tak terasa semua persiapan sudah selesai. Hari yang ditunggu sebagai hari bahagia bagi kedua mempelai yang sebentar lagi akan resmi sebagai sepasang suami istri. Hilmy sedari habis Sholat Subuh dia langsung mandi dan bersiap – siap untuk berangkat ke Masjid Agung Kebumen , tempat mereka untuk melangsungkan acara Ijab Qobul. Rombongan Hilmy karena mereka lumayan jauh dari Purworejo , mereka berangkat pukul 06.00.
“ Marilah sebelum kita berangkat, mari kita memanjatkan doa bersama agar kita diberi keselamatan sampai tujuan tanpa ada halangan suatu halangan apapun!”
Hilmy lalu memimpin doa. Setelah selesai mereka langsung berangkat menuju tempat ijab qobul.
Hanya memerlukan waktu sekitar satu jam saja untuk sampai ke Masjid Agung Kebumen, Tempat berlangsungnya resepsi. Alhamdulillah tepat pukul 07.30 WIB, Rombongan Hilmy sekeluarga sudah sampai tempat tujuan. Namun sesampainya di sana Hilmy terheran – heran. “ Mengapa sepi sekali seprti ini?” Itulah yang ada di dalam batin Hilmy dan rombongan keluarganya. Lalu Hilmy menelepon Humaira.
“ Assalamu’alaikum, Humaira?!”
“Wa’alaikumsalam.” Hilmy kaget, karena yang mengangkat adalah saudara laki – laki Humaira. Lebih tepatnya adalah kakak laki – laki Humaira.
“ Maaf mas, Ini rombongan Keluarga kami sudah sampai di Masjid Agung Kebumen. Tapi kok sepi, Rombongan Keluarga Humaira apakah masih di rumah?”
“ Maaf Dik, Sekali lagi  mas minta maaf...” Sambil kakaknya seperti speechless dan seperti orang sedang menahan tangis.
“ Ada apa dengan rombongannya mas?”
“ Kami sekeluarga tadi mengalami kecelakaan tunggal yang diakibatkan ban pecah. Lalu naasnya, Humaira Hil...., Hehhhss , Hehhm.........”
“ Bagaimana kondisi Humaira mas?”
“ Maaf Hilmy, Humaira sudaah berpulang kehadapan sang kuasa mendahului kita semua. Bapak dan Ibu yang satu mobil dengan Humaira mengalami luka parah dan patah tulang.”
“ Inna lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.” Hilmy langsung seperti mati gerak dan tak bisa berucap lagi. Lalu Ibunya yang melihat kondisi Hilmy seperti itu langsung menanyai Hilmy macam – macam. Namun Hilmy hanyaterdiam dan terpaku di tempat dan memberikan teleponnya kepada sang ibu.
“ Halo, Assalamu’alaikum... Dengan nak Humaira?”
“ Maaf bu ini saya kakaknya Humaira.”
“ Ada apa dengan kalian serombongan?”
“ Kami tadi mengalami kecelakaan, Dan mengakibatkan Humaira meninggal dunia bu.”
“ Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Sekarang posisi jenazah dibawa ke rumah sakit atau sudah di bawa ke rumah?”
“ Jenazah Humaira sudah di bawa pulang ke rumah. Namu Ibu dan Bapak mengalami luka yang cukup parah. Karena mereka tadi satu mobil dengan Humaira.”
“ Ya kalau begitu terima kasih atas informasinya ya mas, saya mewakili atas nama Hilmy sekeluarga turut berbela sungkawa.” Lalu Hilmy beserta rombongan keluarganya dari Purworejo bergegas menuju rumah mendiang Almh. Humaira untuk ikut menyolati dia dan bisa menghadiri seluruh proses pemakamannya.
Di perjalanan menuju rumah Humaira, Hilmy seperti orang yang tak percaya dan belum bisa menerima takdir ini. Apakah salah Hilmy? Dosa apakah Hilmy? Dihari yang semestinya menjadi hari paling bersejarah dan paling membahagiakan, malah menjadi Hari paling menyedihkan dalam hidupnya. Namu mau bagaimana lagi, Kalau Alloh swt sudah berkehendak mengambil nyawa Humaira dalam usia mudanya, Mau bagaimana lagi. Tak ada yang kuasa melawan takdir. Memang, Hilmy dan Humaira sudah berencana, Namun Alloh swt telah berkata lain.
“ Nak, sudahlah. Mungkin Alloh swt lebih sayang kepada Humaira.”
“ Ya bu, namun Hilmy masih belum bisa rela dan ikhlas menerimanya bu.”
“ Istighfar nak! Kamu bicara selayaknya orang tak beriman. Istighfar nak!”
“ Allohlah yang mentutak takdir manusia, kita hanya bisa menjalankannya dengan iklas.” Perintah ibunya kepada Hilmy. Lalu Hilmy langsung istighfar , dia merasa malu bicara seperti itu, seperti orang yang tidak bisa menerima takdir.
Sesampai di rumah mendiang Almh. Humairah, Hilmy langsung masuk untuk melihat jenazah calon istrinya itu dan segera menyolatkannya. Lalu Hilmy menjadi Imam Sholat Jenazah Bagi Almh. Humaira untuk kloter terakhir sebelum jenazah mendiang Almh. Humaira di makamkan. Setelah selesai Sholat, Hilmy berusaha untuk tidak meneteskan air mata, Namun apadaya, Hilmy tetap meneteskan air mata di depan jenazah mendiang calos istrinya itu. Lalu Hilmy segera keluar untuk menangis agar tidak menangis di depan jenazah mendiang Almh. Humaira.
Setelah semua keperluan perawwatan jenazah telah selesai, segera Jenazah Humaira langsung dibawa ke Tempat Pemakaman Umum di Kampung Humaira. Hilmy sebagai bentuk penghormatan terakhirnya kepada sang kekasih, Hilmy menjadi salah satu yang menggendong kranda mayat yang berisi Jenazah calon istrinya tersebut.
Sesampainya pemakaman yang sudah selesai digali, jenazah angsung dimasukkan ke liang kubur. Semua itu agar Humaira bisa segera beristirahat dengan tenang di alam sana. Setelah semua prosesi pemakaman berakhir, Hilmy tertinggal di atas makam sang calon istri. Tak lupa Hilmy mendoakan Almh. Humaira agar almarhumah bisa tenang dan terbebas dari siksa kubur. Dan berakhir bertemu di surganya Alloh swt kelak.
Tak terasa setahun sedah berlalu sepeninggal Almh. Humaira, Hilmy sekarang sudah mulai kembali menata hidupnya yang setahun keelakang banyak sekali cobaan. Meninggalnya Ayahnya, lalu gagal menikah dengan pujaan hatinya karena pujaan hati Hilmy telah berpulang lebih dahulu mendahului Hilmy. Sekarang Hilmy telah bisa menerima takdir. Bahwasannya Humaira, pujaan hati Hilmy telah kembali berpulang kehadapan Alloh swt. Dan Hilmy menyadari bahwasannya setiap yang bernyawa pasti akan mati. Dan Manusia hanya bisa merencanakan, tidak bisa menentukan.

BAGIAN 6 : Doa senjata Terampuh.
Setelah Humaira meninggal banyak sekali kejadian yang menbukakkan mata si Hilmy. Bahwasannya Hanya Allohlah yang dapat menentukan takdir, manusia sifatnya hanya bisa menjalani dan menerimanya. Dan Alhamdulillah Hilmy bisa mengambil pelajaran dari semua kejadian itu.
Setiap hari setelah habis sholat wajib maupun di tengah malam hilmy selalu menyempatkan menyisipkan doa untuk Humaira. Hanya itu yang dapat dilakukannya, menurut Hilmy seperti itu. Karena hanya doa sajalah yang sekarang dapat sampai kepada Humaira.
Sekarang umur Hilmy sudah menginjak umur 25 tahun, namun Hilmy masih belum bisa melupakan Humaira. Setiap malam, ketika Hilmy mendirikan Sholat Tahajud, dia selalu berdoa kepada Alloh agar dirinya bisa segera mendapat  pengganti dari Humaira. Menurut Hilmy, Alloh pasti akan mengabulkan doa hamba- Nya. Karena Alloh swt mempunyai sifat pemalu. Ketika dimintai sesuatu oleh hambanya, namun tidak memberi. Dan Hilmy selalu percaya, hanya kekuatan doalah yang terampuh. Karena dia dapat menembus hingga ke langit ke tujuh hingga sampai kepada Alloh swt.
Hingga suatu hari, Hilmy ditelepon oleh temannya, yang bernama Nita, teman ketika dahulu Hilmy duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Nita merupakan teman sebangku Hilmy ketika di SMP. Dahulu Hilmy dan Nita bersekolah di SMP Negeri 3 Kutoarjo.
“ Hallo..., Assalamu’alaikum. Betulkah ini dengan Hilmy?” Tanya Nita kepada Hilmy
“ Wa’alaikumsalam, Ya betul. Ini siapa yah?” Hilmy menanyai balik Nita.
“ Masa kamu lupa dengan suara aku, ini Nita. Teman sebangkumu di SMP dulu.” Jelas Nita
“ Oooohhh...... Nita anaknya pak Samad yah. Yang dulunya rada tomboy?”
“ Ya Alhamdulillah seperti itu. “ Jawab Nita.
“ Nita, Bagaimana kabarmu? Tumben nelpon. Ada keperluan apa yah Nit ?”
“ Begini, Kemarin, aku sama teman – teman yang lain semasa SMP kumpul. Katanya mereka ingin mengadakan reunian alumnus SMP Negeri 3 Kutoarjo.”
“ Ya bagus kalau begitu. Acaranya kapan?” Hilmy menanyai Nita.
“ Insya Alloh besok ketika kita liburan akhir tahun pelajaran.”
“ Denger – denger bulan kemarin kamu melaksanakan pernikahan dengan orang kebumen. Selamat ya” Nita sepertinya tidak mengetahui keadaan yang sesungguhnya.
“ Ya Nit, namun naas, takdir berkata lain. Humaira calon istriku itu meninggal dalam suatu kecelakaan tunggal sebelum sampai ke tempat ijab qobul.”
“ Maaf ya, aku membuatmu sedih. Aku turut berduka cita atas musibah yang menimpamu itu.”
“ Ya nggak apa kok. Lah kamu sudah menikah belum?” Tanya Hilmy.
“ Aku belum ketemu jodohku. Tapi aku percaya, Alloh swt sedang menyimpan jodohku. Tinggal tunggu waktu yang tepat saja.”
“ Ohh...,  ya sabar saja.”
“ Ya sudah, besok kita lanjutkan lagi pembicaraan kita lagi. Nomer aku jangan lupa di save ya Hil!” perintah Nita
“ In Syaa Alloh Nit.” Lalu percakapan merekapun diakhiri dengan salam perpisahan.
Setelah teleponan dengan Nita selesai, terbersit di pikiran Hilmy sesuatu. Apakah ini jawaban dari semua doaku selama ini yah? Apakah ini hanya untuk menguji diriku? Pertanyaan itu yang selalu terlintas di benak pikiran Hilmy. Jam makan siangpun datang. Hilmy Sholat berjamaah dahulu di masjid. Selesai Sholat, dia meminta petunjuk kepada Alloh atas semua ini. Baru dia Istirahat makan.
Sekarang Hilmy sudah bekerja di salah satu perusahaan besar kelas Nasional di Yogyakarta. Dia mengepalai unit produksi. Kondisi Hilmy sekarang tak lepas berkat hasil kerja kerasnya selama ini. Dan doa Hilmy dan Ibunya setiap Hari. Alloh memang maha mengetahui kondisi para hamba – Nya.
Hilmy sangat bersyukur dia dilahirkan dikeluarga yang penuh kasih sayang dan penuh dengan nuansa agamis. Berkat didikan dan bimbingan kedua orangtuanya selama inilah hingga Hilmy menjadi seperti ini. Hilmy sekarang sudah mulai melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Namun sebaliknya, beda orang beda sifat, Adiknya Rizqi malah menjadi nakal sepeninggal Ayahnya. Ini tak lepas dari kurangnya perhatian Ibu kepada Rizqi. Namun bukan lain dan bukan karena Ibu Hilmy tak peduli kepada Rizqi, Melainkan karena Ibunya yang sekarang mulai menua dan sering sakit – sakitan .
Selama Hilmy bekerja di Yogyakarta, Hilmy meminta tolong kepada saudaranya untuk nenjaga Ibu dan Adikinya. Hilmy pulang ke rumah hanya sebulan sekali. Itu juga kalau dapat jatah cuti. Itu semua Hilmy lakukan untuk Ibu dan Adiknya. Memang sejak ayah Hilmy meninggal , Hilmy lah yang menggantikan posisi ayah menjadi tulang punggung keluarga.
Hari ini Hilmy pulang dari Yogyakarta untuk menengok Ibu dan Adiknya di Purworejo. Sekarang Hilmy sudah tidak naik bus lagi, Karena sekarang dia sudah punya motr sendiri. Itu semua berkat perjuangan selama ini dan doanya yang tiada terhenti.
Sesampai di Purworejo, Hilmy lebih mendahulukan mampir sebentar di makam Ayah untuk menengok dan membuang rasa kangen kepada Ayahnya. Sudah ada 3 Tahun sepeninggal Ayah, tak teras waktu berputar sangat cepat. Lalu dari makam ayahnya dia langsung pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah. “ Assalamu’alaikum....”
“ Wa’alaikumsalam”, ternyata adiknya yang keluar rumah.
“ Mau kemana kamu dek? Kakak baru pulang , bukannya disambut malah mau main.
“ sudah kak, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’ alaikumsalam.” Lalu Hilmy masuk rumah untuk segera menemui ibunya yang mungkin sudah sejak dari tadi menunggu aku. Lalu Hilmypun masuk menemui Ibunnya.
“ Assalamu’alaikum bu”, Sambil mencium tangan ibunya.
“ Wa’alaikumsalam, Bagaimana Kabarmu nak? Sehat bukan?” Tanya sang ibunda.
“ Alhamdulillah sehat wal afiat. Seperti yang ibu lihat saat ini.”
“ Alhamdulillah kalau begitu adanya. Sudah sekarang kamu ganti baju dulu, mandi terus baru makan. Ibu sudah siapkan makanan kesukaanmu di meja makan.”
“ Siap bu.” Jawab Hilmy. Lalu Hilmy pergi menuju kamar. Ketika masuk kamar Hilmya jadi ingat Ayah. Di kamar itulah Hilmy sering tidur bersama ayah. Sudah lama Hilmy tak tidur di kasurini. Setelah selesai mandi dan ganti pakaian, Hilmy langsung menuju meja makan.
“ Bu, bagaimana dengan Rizqi? Apakah dia masih sering keuar malam? Masih nakal?” Tanya Hilmy kepada Ibunya karena Hilmy peduli kepada sang Adik.
“ Ya masih seperti itu. Di nasehati Ibu sudah tidak mempan. Apalah daya Ibu. Ibu hanya sangup mendoakan kebaikan selalu pada Rizqi dan kamu juga.”
“ Aamiin Bu. Semoga saja.”
“ Sudahlah Hilmy, mari kita makan.” Lalu mereka berdua makan dan saling bercanda melepas kerinduan. Memang sudah 2 Bulan Hilmy tak balik Purworejo karena tak dapat cuti. Ketika ingin pulang ada saja pekerjaan yang menghalangi Hilmy. Namun itu memang sudah menjadi konsekuensi bekerja di perusahaan besar. Jarang libur.
“ Hilmy, Ibu sekarang sudah tua. Sudah saatnya Ibu pulang.”
“ Inikan rumah Ibu, Ibu mau pulang ke mana? “ Seolah Hilmy sudah tahu Ibunya akan meninggalkannya. Tahu – tahu Ibu Hilmy pingsan dan menghembuskan napas terakhirnya.
Hilmy bersyukur masih sempat menemui Ibunya di akhir hayatnya. Ibu Hilmy wafat atau tutup usia di 47 tahun. Umur yang belum terlalu tua, namun ibu sudah sakit – sakitan. Setelah Ibu menghembuskan napas terakhirnya, Hilmy segera memanggil tetangganya untuk membantu mengurusi jenazahnya.
Setelah pengurusan Jenazah Ibu selesai. Jenazaah di letakkan di ruang tengah rumah Hilmy. Lalu Hilmy memimpin sholat jenazah untuk Ibunya. Dan ketika selesai Sholat, terdengar suara jerit – jerit dari luar. Ternyata adalah Rizqi, Adik dari Hilmy.
“ Sudah Riz, terimalah dengan lapang. Ini semua merupakan ujian dari Alloh swt untuk kita.”
“ Tapi kak, Rizqi punya banyak salah sama Ibu, dan Rizqi belum sempat meminta maaf.”
“ Tenang, pasti Ibu sudah memaafkanmu Riz. Sekarang kamu ganti pakaian . Mari kita sama – sama mengantar Jenazah Ibu ke pemakamannya!” Hilmy memerintah kepada Adiknya. Lalu Rizqi siap – siap untuk ikut mengantar jenazah ibunya ke pemakaman.
Sesampainya di pemakaman, Rizqi terlihat sekali seperti terpukul dan sangat meratapi kepergian sang Ibundanya. Rizqi merasa belum berbuat apapun untuk sang ibunda, Apalagi membahagiakannya. Setelah pemakan selesai mereka bersama – sama pulang ke rumah.
Semenjak Hari itu, Rizqi berubah. Rizqi sekarang menjadi anak yang baik dan taat aka perintah agama. Mungkin ini semua tak lain dan tak bukan berkat kekuatan doa sang ibunda. Kepergiaan sang ibunda membawa banyak Hikmah. Terutama bagi Rizqi menjadi anak yang baik.
Inilah yang dinamakan kekuatan doa. Tak ada yang dapat menghalanginya. Bila Alloh swt. telah mengabulkan doa hambanya, tiada seorangpun di dunia ini yang dapat menghalang – halanginya.


BAGIAN 7 : Alloh Maha Segala.
Sore itu Hilmy , Sebelum Hilmy keesokan harinya kembali ke Jogja. Hilmy mengajak adiknya untuk berkeliling Kota Purworejo. Tepatnya setelah Sholat Ashar berjamaah. Dia ingin menghibur hati adiknya yang masih belum bisa rela menerima kepergian Ibundanya.
Sesampainya di Kota Purworejo, Hilmy dan Rizqi Muter – muter mencari wahana bermain. Berhentilah mereka berdua di Alun – alun Kota Purworejo. Di sana mereka duduk – duduk di pinggir taman kota, membeli makanan ringan, dan lain – lain. Setelah puas bermain di Kota Purworejo, tiba saatnya untuk pulang.
Ditengah perjalanannya untuk pulang, mereka menyempatkan mampir di Masjid Agung Purworejo untuk Sholat Maghrib berjamaah. Karena sudah masuk waktu Sholat Maghrib. Lalu mereka bergegas mengambil air wudhu dan masuk masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Setelah selesai sholat, mereka berdua tak lupa untuk mendoakan kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia.
Setelah selesai, mereka bergegas keluar untuk melanjutkan perjalanan pulang. Namun naas, ketika hendak pulang, dompet Hilmy dicopet. Namun tak disangka dan tak diduga, Alhamdulillah ada seorang pemuda yang melihat aksi pencopetan tersebut dan segera menangkapnya. Lalu pemuda tadi mengembalikan dompet milik Hilmy.
“ Maaf mas, ini dompet mas. Tadi saya melihat dompet mas diambil pencopet saat mas keluar berdesakan dari pintu masjid.” Lalu pemuda itu memberikan dompet itu kepada Hilmy.
“ Alhamdulillah, Terima kasih ya mas. Apa daya kalau dompet ini hilang.”
“ Ahh..., Ini hanya kebetulan saya yang lihat. Semua ini semata berkat Alloh swt.”
“ Sekali lagi saya mengucap banyak terima kasih.”
Tak tahu bagaimana nasib mereka bila dompet Hilmy tadi hilang dicopet. Semua ini berkat Alloh swt. Alloh masih memberikan perlindungan kepada Hilmy dan Adiknya. Memang Alloh Maha Segala.
Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah. Sebelum sampai di rumah, mereka berdua mampir di suatu rumah makan. Lalu mereka berdua memesan makanan yang sama, yaitu Nasi Goreng. Itulah makanan favorit Hilmy dan Rizqi. Tak lama setelah mereka memeasan, Makanannyapun datang ke hadapan mereka.
“ Monggoh mas, silahkan. Ini pesannya sudah datang.” Pelayan rumahmakan itu meletakkan makanan dan minuman pesanan mereka. Lalu tanpa basa – basi, mereka memakan makanan favorit mereka. Di tengah makannya Rizqi terhenti seolah ada yang mengganjal.
“ Kak, biasanya kita sekeluarga pasti selalu mampir ke sini yah. Aku jadi inget sam ayah dan ibu.” Ucap Rizqi.
“ Ya yah dek, betul apa yang dikatakan olehmu. Kita setiap pulang dari suatu tempat pasti mampir ke sini.”
“ Ya sudah Riz, lanjutkan saja makannya. Yang penting kita harus selalu mendoakan beliau – beliau, Ayah dan Ibu kita.” Lalu acara makan mereka berlanjut hingga selesai. Setelah selesai makan, mereka berdua istirahat sebentar. Sembari menunggu makanan dalam perutnya turun untuk dicerna, mereka membicarakan tentang kelanjutan sekolahnya Rizqi dan hidup Hilmy.
“ Kak, Kakak kan sekarang tahu, sepeninggal ayah dan ibu, tinggal Rizqi seorang diri di rumah sendiri. Bagaimana ini? Karena kan kakak tidak mungkin meninggalkan pekerjaan Kakak di Jogja sana.”
“ Ya nanti kita coba Kakak pikirkan dulu ya.”
“ Siap kak. Kak ! sekarang kan kakak sudah memasuki umur – umur berumah tangga. Apakah Kak Hilmy sudah punya calon?”
“ Kakak belum punya, tapi kakak percayakan sepenuhnya kepada Alloh swt tentang kehidupan kakak, rezeqi kakak, Jodoh kakak, dan Mati kakak.”
“ Subhanalloh kak, kakak ini sudah punya kemantapan hati kepada Alloh swt 100 persen. Namun Jangan lupa terus berdoa dan berusaha.” Sang adik mengingatkan kakaknya. Dan percakapan tersebut berlanjut hingga sekitar 20 menitan. Lalu setelah istirahatnya dirasa cukup, mereka melanjutkan perjalanan pulang.
Sesampainya di rumah tak terasa sudah melebihi waktu Sholat Isya, Jadi mereka berdua tidak jamaah sholat isya di masjid melainkan berjamaah berdua di rumah.
Minggu pagi ini, Hilmy sudah harus balik ke yogyakarta. Karena hari senin besok sudah mulai hari efektif bekerja. Dan terpaksa harus meninggalkan Rizqi sendirian. Dia sebelum berangkat ke Jogja baru kepikiran dan ingat sesuatu. Nita kan tidak bekerja dan menganggur di rumah saja saat ini. Apakah Ia mau yah aku mintai tolong untuk menjaga Adikku dan mengurusi semua ke butuhannya selama Hilmy bekerja di Jogja? Itulah pertanyaan yang terbersit . Langsung saja Hilmy mengabari Nita dan akhirnya nita menyanggupi hal itu. Dan Hilmy mempercayai semua masalah keuangan Rizqi kepadanya. Dan mereka berduapun setuju.
Lalu , Dengan perasaan yang sedikit lega Hilmy meninggalkan Rizqi di rumah dan menyerahkan tanggungjawab kepada Nita. Lalu berangkatlah Hilmy Ke Jogja.
Tak terasa, sebentar lagikontrak kerja Hilmy di Jogja sudah hampir habis. Namun Hilmy memang sudah tahu, di perusahaanya menggunakan sistem kontrak. Hilmy memang tak pernah mengkhawatirkan hal tersebut dan Hilmy sudah selalu mengcover hal itu. Karena dia selalu percaya, ada Alloh yang Maha Mengurusi Makhluknya.
“ Tinggal seminggu lagi nih aku di Jogja, aku nanti pulang Ke Purworejo mau kerja apa lagi yah?” Tanyanya seorang Hilmy di dalam hati.
Lalu dia mendatangi rumah seorang Kyai yang biasa dia datangi untuk mengaji. Kali ini Hilmy datang kerumah pak Kyai nukan untuk mengaji, melainkan untuk berkonsultasi.
“ Pak Kyai, Assalamu’ alaikum.” Sambil Hilmy mencium tanagn pak kyai tanda hormatnya kepada sang guru.
“ Wa’alaikumsalam, ada maksud apa nak kamu datang kemari, tak biasanya?” Lalu Hilmy langsung mengungkapkan seluruh keluh kesahnya. Namun pak Kyai meresponnya agak lama, dia berpikir sejenak.
“ Nak Hilmy, Kamu kan punya Alloh . dan kamu tahu Alloh Maha Segala. Saran bapak, Kamu hanya harus mendekatkan diri kepadanya saja.” Itu saran pak kyai kepada Hilmy.
Hilmy berhenti sejenak, memikirkan perkataan pak Kyai. Betul juga kata – kata pak kyai. Buat apa aku punya Alloh yang Maha Segala, malah aku berkeluh kesah kepada manusia. Itu batin Hilmy.
“ Terima Kasih atas sarannya pak kyai, saya sudah mengerti.”
“ Nak sebentar. Kamu harus inget satu. Berikan apa saja yang kamu punya untuk orang yang membutuhkan. Satu kuncinya, Ikhlas.” Itu nasehat terakhir pak Kyai.
“ Terima kasih atas semua nasehat pak kyai yang sangat bermanfaat ini. Aku sekalian berpamitan. Kya’nya minggu depan saya sudah harus balik Purworejo.”
“ Ya , semoga Alloh swt selalu memberikan kemudahan kepadamu. Hati – hati di jalan yah.”
“ Ya pak kyai, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.” Lalu Hilmy meninggalkan rumaha pak kyai.
Tak sengaja di tengah jalan, Hilmy bertemu dengan seorang pengemis tua yang sedang terbujur lemah di ujung jalan. Lalu di segera menghampiri si kakek tua itu. Lalu setelah beberapa saat bercakap – cakap, ternyata, Kakek itu sudah 5 hari belum makan. Lalu Hilmy memeriksa sakunya. Alhamdulillah dompetnya tak tertinggal di Kosan. Lalu Hilmy mengecek dompetnya ternyata isinya tinggal satu lembar 50 ribu rupiah. Tanpa ragu tanpa ada dilema, Ia langsung membelikan kakek itu makanan. Dan selebihnya uang itu untuk kakek tadi.
Lalu dia pulang ke kosannya yang berada tak jauh dari rumah pak kyai tadi.
Akhirnya tibalah saatnya untuk Hilmy balik kampung ke Purworejo. Hilmy mendapat pesangon akhirnya senilai 5 juta rupiah. Bagi orang jaman sekarang 5 juta gak ada artinya. Namun bagi Hlmy, uang 5 juta itu sudah sangat besar dan sangat berguna. Lalu dia bergegas balik ke Purworejo. Hanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam.
Alhamdulillah Hilmy sampai di rumah dengan selamat. Di depan rumahnya, Hilmy sudah disambut oleh Nita dan Adiknya. Lalu mereka berdua sigap membawakan barang bawaan Hilmy masuk rumah.
“ Nit, Terima kasih ya. Tanpa kamu, aku bingung mau masrahin adik aku sama siapa yah . Sekali lagi terima kasih yah Nit.”
“ Sama – sama Hil, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membantu kamu.”
Lalu adiknya menyauti mereka berdua. “ Ciyyee, sudah cocok kok kak kalian berdua ini. Sudah seperti suani dengan istri saja. Segeralah kalian menikah.”
Lalu seketika suasana rumah itu menjadi hening akibat gurauan Rizqi tadi. Lalu Nita merasa bahwa tugasnya menjaga Rizqi sudah selesai lalu dia berpamitan kepada Hilmy untuk pulang ke rumah peninggalan kedua orang tua Nita. Nasib Nita sama dengan Hilmy, seorang yatim piatu.
“ Nit, sebelum pulang, ini ada sesuatu untukmu.” Hilmy memberikan seluruh uang pesangonnya tadi yang 5 juta untuk Nita. Tanpa pikir panjang langsung diberikannya amplop berisi uang itu kepada Nita.
“ Ini apaan Hil, Kamu baik sekali loh.” Sambil Nita menerima amplo tersebut.
“ Bukan apa – apa. Itu hanya sekedar tanda terima kasihku kepadamu nit.”
Lalu Nita berpamitan pulang dan Hilmy mengantar Nita pulang naik motornya. Ditengah perjalanan menuju rumah Nita Hilmy sempat ragu ingin menanyai Nita suatu hal. Tapi Hilmy takut, takut bila pertanyaan ini tak pas untuk Nita.
“ Nit, kita berdua kan sudah sam – sama dewasa dan sudah sama – sama mengerti. Aku mau tanya sesuatu hal ke kamu boleh?” Tanya Hilmy kepada Nita.
“ Boleh aja Hil, mau tanya apa? Kamu ini, kayak sama siapa loh.” Sahut Nita.
“ Kamu ini sekarang sedang sendiri atau sudah punya calon?” Tanya Hilmy kepada Nita.
“ Aku sekarang sedang berdua. Sama kamu sih di atas motormu.” Canda Nita
“ Bukan itu maksud aku. Maksud aku tentang pendamping hidup.” Kata Hilmy menyahuti tak ingin kalah semangat dengan Nita.
“ Ohh..., Aku sekarang sedang sendiri. Emang kenapa?”
“ Enggak, Cuma ingin tanya aja.”
Lalu motor itupun tetap berjalan tanpa memperhatikan pembicaraan sang pemilik. Tak peduli. Sesampainya di depan rumah Nita, Hilmy baru membuka pembicaraan lagi.
“ Begini Nit, Bagaimana kalau kita berdua jadi pasangan suami istri.”
“ Maksudmu kita berdua menikah.”
“ Ya, seperti itu. Kita berdua kan sudah sama – sama cukup umurnya. Bagaimana menurutmu?’
“ Aku akan pikirkan dulu mas, aku belum bisa jawab sekarang.”
“ Ya sudah, tak apa. Kalau kamu sudah punya jawaban segera WA atau telpon atau sms aku ya!”
“ Siap Mas.” Lalu Hilmy pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Hilmy ciledek lagi oleh adiknya.
“ Ciyee.....ciye....ciye.....,  kelihatannya ada yang mau menikah nih sebentar lagi.”
“ Hust, anak kecil tahu apa kamu. Fokus sekolah saja kamu!”
“ Ya kak.Ehh... tapi kak.”
“Tapi apaan. Kakak mau mandi dulu nih, dah gerah badan kakak.”
Lalu Hilmy bergegas mandi. Karena sebentar lagi sudah masuk waktunya sholat maghrib. Setelah pulang dari masjid, Hilmy seperti biasa. Memasakkan makanan untuk adiknya. Lalu mereka makan bersama. Setelah selesai makan seperti biasa mereka sambil istirahat, mereka berdua bercakap – cakap.
“ Kak, aku lihat kak Nita suka sama kakak. Bahkan adik lihat kak Nita tulus mencintai kakak dan menyayangiku juga sebagai adik kakak.”
“ Kamu anak kecil tahu pasal apaan? Hah?” Tanya Hilmy.
Lalu tiba – tiba Handphone Hilmy berdering keras. Dan Hilmy bergegas mengambil telepon tersebut, kebetulan dari Nita. Mungkin Nita mau menjawabnya sekarang. Batin Hilmy. Lalu Hilmy mengangkat telepon dengan salam dan suara yang sangat halus.
“ Assalamu’ alaikum Nit, ada apa?”
“ Wa’alaikumsalam, begini mas. Aku sudah pikirkan matang – matang. Bahwasannya aku mau dinikahi kamu, Hilmy bin Andi ( Alm). “
“ Alhamdulillah kalau begitu, kapan acara ijab qobulnya dilaksanakan?” Tanya Hilmy sampil di dalam hatinya lagi berbunga – bunga sekali saking senangnya.
“ Ya secepatnya saja yah. Aku menunggu kabar darimu lagi mas. Ya sudah aku Cuma mau memberitahu soal itu. Maaf mengganggu, Assalamu’alaikum.”
“ Wa’alaikumsalam.” Alhamdulillah , alhamdulillah, alhamdulillah. Itu saja yang terucap di bibir Hilmy.
“ Betul kataku kan kak.” Sahut adiknya turut senang melihat kakaknya bahagia.
“ Namun kakak masih bingung, kakak belum punya pekerjaan yang tetap.”
“ Sudah kak, percayakan semua karena Alloh. Niatkan pernikahan ini untuk menjalankan sunnahnya.”
“ Sekarang adik kakak jadi tambah pintar yah.”
Pagi pun datang. Matahari mulai menyapa pagi Hilmy. Seperti biasa, karena dia sedang menganggur atau belum bekerja lagi, Hilmy menyempatkan setiap pagi dari dam 07.00 sampai jam 09.00 untuk ber olahraga. Kebetulan di jalan ketika berolahraga pagi itu, Hilmy melihat sebuah spanduk besar yang berbunyi iklan pekerjaaan dengan gaji yang menjanjikan. Lalu Hilmy pulang ke rumah untuk mandi dan segera bergegas untuk ke kantor tersebut untuk melamar pekerjaan.
Tak disangka, Dia langsung diterima sebagai staf HRD. Memang, Jika kita dekat sam Alloh, Apapun keinginan kita, pasti Alloh kabulkan.


BAGIAN 8 : Sukses Dunia Bahagia Akhirat
Akhirnya, Hilmy dan Nita sudah sepakat untuk langsung menikah. Berhubung kedua orang tua Nita sudah menunggal, Jadi yang menjadi wali adalah Pakdenya. Yaitu, kakak laki – laki dari ayah.
Hari ini adalah hari Jum’at. Sekitar pukul 9 dia menyempatkan mampir ke rumah Nita. Tujuannya adalah untuk menanyai Nita apakah Nita sudah minta ijin kepada pakdenya, dan meminta pakdenya untuk menjadi wali nikah Nita. Tak disangka sebelumnya, tanpa memberi kabar, Pakde Nita datang ke rumah Nita.
“ Assalamu’alaikum Nit.” Sambil Pakde bersalaman dengan Nita dan juga Hilmy.
“ Wa’alaikumsalam pakde.” Pakde Nita masih bingung kepada Hilmy. Itu dikarenakan Pakdenya Nita belum mengenal Hilmy.
“ Nit, ini siapa yah? Kayaknya pakde belum kenal. Mbok ya dikenalkan gitu.” Lalu Hilmy dan Pakde Nita saling berkenalan.
“ Saya Hilmy pakde, calon suami Nita.”
“ Ohhh, Ini toh orangnya yang kau cerita tempo hari itu yah Nit.”
“ Betul pakde. Mas Hilmy ini dulu sahabat aku ketika aku duduk di bangku smp.”
“ Jadi kapan kalian berdua akan nikah?” Tanya pakde kepada mereka berdua.
“ Lusa Pakde, Hari Minggu. Apakah Pakde bersedia untuk menjadi wali Nita dalam pernikahan lusa?”
“ In Syaa Alloh Pakde siap.”
Lalu Nita masuk kedalam rumah untuk membuatkan minuman pakde dan Hilmy. Nita sudah tidak sabar ingin segera menikah dengan Hilmy. Nita berharap, semoga pernikahannya ini bisa lancar, berkah, dan menjadi jembatan untuk Nita bisa masuk Surga. Karena di dalam agama Islam, Menikah itu Sunnah, bahkan hukum bisa berubah menjadi wajib.
Diluar pakde dan Hilmy bercakap – cakap mengenai pasal kehidupan Hilmy. Pakde Nita ingin mengenal Hilmy lebih jauh. Apakah orangnya baik atau tidak, itulah yang pakde Nita sedang menilai kepribadian Hilmy. Pakde Nita berpesan agar Hilmy kelak bisa menjadi suami yang baik bagi Nita, bisa menjadi imam dalam keluarganya, bisa membawa Nita menjadi istri yang sholehah. Dan Hilmy menyanggupi itu semua. Insya Alloh Hilmy bisa mewujudkan keluarga baru yang sakinah, mawadah, dan warahmah.
Tak lama kemuadian Nita keluar sambil membawa dua gelas tes manis hangat untuk Pakde dan Hilmy. Lalu mereka berdua meminum minuman buatan Nita. Setelah selesai urusan Hilmy di rumah Nita, Lalu Hilmy berpamitan kepada Nita dan Pakdenya. Hilmy hanya sanggup berdoa agar pernikahannya kali ini berjalan dengan lancar.
Hari minggu , Tepatnya tanggal 2 mei 2018, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Di kantor KUA di kecamatan Berkah Jaya, desa Nita, Tempat mereka berdua melaksanakan ijab dan qobul. Alhamdulillah setelah prosesi ijab dan qobul selesai, sah lah mereka berdua menjadi sepasang suami istri. Sah menurut agama dan tercatat sah secara hukum negara.
Lalu setelah hari itu, Hari – hari yang Hilmy lalui bersama Nita menjadi lebih indah. Mereka berdua sekarang tinggal di rumah bekas peninggalan orang tua Hilmy. Dan Rizqi adik dari Hilmy sekarang sudah lulus SMP dan melanjutkan sekolah SMAnya di Pondok pesantren modern Gontor, Jawa Timur.
Dan sekarang kehidupan Hilmy setelah menikah berubah 1800 . Hilmy sekarang sudah menjadi bos. Karena Hilmy sekarang sudah bisa mendirikan sendiri perusahaan kecil yang bergerak di bidang jasa. Dan di rumah Hilmy sekarang, menjadi tempat prodeksi makanan rumahan. Luar biasa perubahannya.
Hari demi Hari, Minggu ke minggu, Bulan demi bulan dilalui Hilmy dan Nita. Mereka selalu berusaha dan berdoa agar Alloh swt cepat memberi mereka anak. Itulah impian semua orang setelah berumah tangga. Setiap malam mereka berdua bangun untuk Sholat tahajud. Meminta kemurahan Alloh swt. agar memberi mereka momongan.
Benar saja, setelah seminggu mereka rajin berdoa dan dan berusaha, Alloh menjawab semua doa tersebut. Sekarang Nita hamil anak pertamanya dengan Hilmy. Merupakan suatu anugrah bagi pasangan yang baru menikah 3 bulan yang lalu. Alloh selalu memberikan apa yang mereka butuhkan. Ketika butuh uang untuk membeli kelengkapan bayi, Alloh memberikan yang mereka butuhkan.
9 bulan Nita mengandung anak pertamanya dengan Hilmy. Dengan sabar Nita menjalani selama 9 bulan itu. Hilmy siang malam banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan istri dan calon bayinya. Dan tak lupa, Hilmy selalu menyisihkan beberapa rezeqi setiap Hilmy mendapat rezeqi dari Alloh untuk anak yatim.
Tak lupa Hilmy dengan adiknya Rizqi yang sedang menempuh pendidikan di Gontor. Setiap bulannya Hilmy selalu mengirimi uang untuk Rizqi. Hilmy sangat sayang kepada adiknya tersebut. Walaupun sekarang dia sudah bertumah tangga, Hilmy tak lupa untuk tetap menjaga adiknya dan selalu memenuhi semua kebutuhannya.
9 bulan tak terasa dilalui oleh Nita. Tiba saatnya untuk Nita melahirkan. Berjuang antara hidup dan mati agar sang jabang bayi bisa lahir dengan selamat ke dunia. Pagi Itu Hilmy mengantar Istrinya ke rumah sakit atau klinik persalinan dekat rumahnya. Alhamdulillah tepat pukul 03.00 dini hari anak pertama dari Hilmy dan Nita lahir. Terwujud sudah Hilmy dan Nita menjadi seorang ayah dan ibu baru. Dan Hilmy sekarang sudah mempunyai anak laki – laki pertama. Dan mereka berdua sepakat menamainya “ Muhammad Hamdan.”
Ketika Rizqi dikabari kakaknya bahwa anak pertama Hilmy sudah lahir, lantas Rizqi segera pulang untuk menengok kak Nita dan bayinya. Dari Gontor dia naik bus. Lalu setelah sampai rumah, dia langsung memeluk kakaknya, Hilmy, karena sangat kangen dengan kakaknya itu.
Pada Akhirnya, sekarang Hilmy sudah memiliki dua anak, satu laki – laki satu lagi perempuan. Usahanya sekarang berkembang pesat. Hilmy sekarang sudah mempunyai lebih dari 50 kantor cabang yang tersebar di seluruh Jawa dengan karyawan sekitar 600. Hilmypun sekarang telah menjadi orang yang sukses.
Dan Rizqi tak terasa, sekarang dia sudah lulus dari Gontor dan melanjutkan studinya ke Universitas Islam Madinah. Rizqi mengambil S1 di sana lalu melanjutkan studi S2 hingga S3 di Universitas Qairo Mesir.
Begitulah cerita seorang anak manusia bernama Hilmy yang terlahir dari keluarga menengah dan sekarang sudah berumah tangga dan bisa sukses. Ini semua berkat Doa dan usahanya selama ini. Ketika Alloh sudah dekat dengan kita, apapun yang kita butuhkan, pasti Alloh penuhi. Percaya Itu
SELESAI

  Rizal Fajar Abdurrahman
  [Peserta DAD PK IMM Ibnu Sina 2017]


























0 komentar:

Posting Komentar