Bagaimanakah Pendidikan di Indonesia Saat Ini?
”Didik
dan persiapkanlah anak-anakmu, sesuai zamannya, karena mereka diciptakan untuk
hidup pada masa yang berbeda dengan masamu” (Ali bin Abi Thalib )
Pendidikan merupakan elemen yanmg sangat penting yang
dibutuhkan setiap orang. Tanpa pendidikan, manusia takkan bisa berkembang.
Negara maju tentunya tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi
kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas SDM yang
akan didapat. Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan SDM di Indonesia dengan semaksimal mungkin.Oleh karena itu, pendidikan
harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh
bagian di kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin,
bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa
dan bukannya perpecahan. Ada Empat point pendidikan yang dicanangkan oleh
UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu:
1.learning to know (belajar untuk
mengetahui)
2.learning to do (belajar untuk melakukan
sesuatu)
3.learning to be (belajar untuk menjadi
seseorang)
4.learning to live together (belajar untuk
menjalani kehidupan bersama).
Menurut saya Indonesia belum menerapkan sepunuhnya point -
point yang dicanangkan oleh UNESCO, Pendidikan di Indonesia juga bisa dikatakan
belum berjalan dengan baik. Sebagaimana pendidikan itu sendiri mempunyai makna
sebagai ‘bekal’ untuk menjadikan setiap orang berkembang dan menjadi pribadi
yang lebih baik. Mengapa saya beropini bahwa pendidikan di Indonesia belum
berjalan dengan baik?’ Menurut pendapat saya, karena tidak semua sekolah
memenuhi standar pendidikan yang layak. Saya ambil contoh masalah UN. Saya
masih suka bingung untuk apa UN diadakan? Mengevaluasi hasil belajar siswa
selama bertahun-tahun? Sebuah penentu kelayakan seorang siswa untuk lulus dari
jenjang pendidikan yang sudah dia tempuh selama bertahun tahun hanya dengan 4
hari? Dibuat 20 paket dengan bobot soal yang sama berstandar internasional.
Terus bagaimana nasibnya sekolah didaerah atau pedalaman yang masih minim
fasilitas kalau bobot soalnya disamaratakan? Jadi bagaimana bisa UN dijadikan
sebagai penentuan kelulusan kalau tidak adil seperti ini? Yang ada UN dijadikan
ladang uang bagi para oknum tidak bertanggung jawab membujuk siswa menerima
bantuan instan dan akhirnya kecuranganpun terjadi. Jadi menurut saya pendidikan
di Indonesia memang harus dirombak total.
Selain mengenai UN, saya juga akan membahas tentang mahalnya
pendidikan di Indonesia. Kenapa saya bilang mahal? Karena di daerah saya,
banyak dijumpai anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena mahalnya biaya
pendidikan. Hal itu dirasa menyulitkan para orangtua untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Disisi lain minat belajar sudah tinggi, tapi terputus hanya
karena biaya yang tak sanggup ditanggung orangtua. Mungkin banyak
beasiswa-beasiswa bagi yang kurang mampu yang ditawarkan ole pemerintah, tapi
pada kenyataannya beasiswa tersebut banyak yang tidak tepat sasaran. Sederhananya,
mereka yang masih cukup mampu membayar biaya sekolah mendapat beasiswa/bantuan,
tapi mereka yang benar-benar tidak ada dana untuk menyekolahkan anaknya malah
tidak mendapatkan bantuan apapun. Hal yang demikian menunjukkan lengahnya
pemenrintah dalam memberikan bantuan pendidikan.
Sekarang saya ganti topiknya, saya akan membahas ‘Kurikulum
2013’ yang lagi panas panasnya dikalangan pelajar SMA, SMP, maupun SD
(mahasiswa termasuk ya :D). Kalau menurut saya sendiri, kurikulum 2013 ini baik.
Kenapa saya bilang baik? Kurikulum ini menjadikan siswa menjadi aktif serta
kreatif. Disamping itu dengan ditambahnya point-point keagamaan dalam segala
bidang dapat menjadikan para siswa lebih berakhlak. Dulu banyak sekolah
berlomba-lomba menerapkan 2 kurikulum sekaligus yang pada akhirnya membuat
siswa bingung, overload, dan bahkan sampai kehilangan rasa nasionalismenya.
Kenapa harus seperti itu? Karena kurikulum di Indonesia yang kurang memadai dan
membuat sekolah-sekolah akhirnya harus mengadopsi kurikulum dari luar negeri.
Kurikulum kita selama ini hanya sebatas knowledge tanpa mempersiapkan lifeskill
bagi para siswa. Siswa hanya terus dicekoki dengan berbagai informasi, tanpa
tahu apa kegunanya bagi kehidupan yang akan datang. Nah dengan kurikulum baru
ini saya mengharapkan para ‘siswa’ mampu mengeksplorasi pemikiran serta
menggali kreativitas mereka, sehingga kelak para siswa menjadi orang2 yang
kritis, kreatif, mampu berpikir out of
the box, dan yang terpenting menjadi orang yang bermanfaat serta berakhlak
dan taat kepada agama. Tetapi disamping itu, banyak keluhan yang saya dengar
dari teman teman saya yang mungkin mereka pikir ini terlalu mendadak dan telalu
‘memforsir’ siswa, mungkin. Tetapi ada sesuatu yang saya kurang setuju terhadap
kurikulum 2013, tentang pelajaran TIK yang akan disatukan dengan semua mata
pelajaran. Sebenarnya TIK tidak dilenyapkan. Cuma akan disatukan dengan
pelajaran lainnya. Menurut saya, masalah yang ‘bisa’ muncul disini adalah
faktor rendahnya kemampuan guru dalam memanfaatkan IT dan kurang memadainya
fasilitas IT di sekolah.
Jadi menurut saya tentang ‘Pendidikan Masa Kini’ yang
sedang dipakai negri ini perlu adanya perbaikan. Tak ada harapan baik dari saya
selain semoga pendidikan di Indonesia semakin membaik! Mungkin hanya itu yang
bisa saya jabarkan tentang ‘Pendidikan Masa Kini’ dan saya sangat
megharapkan saran dari pembaca jika terdapat kekurangan dalam Essay saya ini.
Maaf kalau ada kata kata saya yang tidak berkenan.
Ulifah Rido J
Peserta DAD PK IMM Ibnu Sina 2017
0 komentar:
Posting Komentar