Minggu, 25 Februari 2018

Bagaimanakah Pendidikan di Indonesia Saat Ini?



Bagaimanakah Pendidikan di Indonesia Saat Ini?

”Didik dan persiapkanlah anak-anakmu, sesuai zamannya, karena mereka diciptakan untuk hidup pada masa yang berbeda dengan masamu” (Ali bin Abi Thalib )
Pendidikan merupakan elemen yanmg sangat penting yang dibutuhkan setiap orang. Tanpa pendidikan, manusia takkan bisa berkembang. Negara maju tentunya tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas SDM yang akan didapat. Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan SDM di Indonesia dengan semaksimal mungkin.Oleh karena itu, pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh bagian di kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin, bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan. Ada Empat point pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu:
1.learning to know (belajar untuk mengetahui)
2.learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu)
3.learning to be (belajar untuk menjadi seseorang)
4.learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Menurut saya Indonesia belum menerapkan sepunuhnya point - point yang dicanangkan oleh UNESCO, Pendidikan di Indonesia juga bisa dikatakan belum berjalan dengan baik. Sebagaimana pendidikan itu sendiri mempunyai makna sebagai ‘bekal’ untuk menjadikan setiap orang berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik. Mengapa saya beropini bahwa pendidikan di Indonesia belum berjalan dengan baik?’ Menurut pendapat saya, karena tidak semua sekolah memenuhi standar pendidikan yang layak. Saya ambil contoh masalah UN. Saya masih suka bingung untuk apa UN diadakan? Mengevaluasi hasil belajar siswa selama bertahun-tahun? Sebuah penentu kelayakan seorang siswa untuk lulus dari jenjang pendidikan yang sudah dia tempuh selama bertahun tahun hanya dengan 4 hari? Dibuat 20 paket dengan bobot soal yang sama berstandar internasional. Terus bagaimana nasibnya sekolah didaerah atau pedalaman yang masih minim fasilitas kalau bobot soalnya disamaratakan? Jadi bagaimana bisa UN dijadikan sebagai penentuan kelulusan kalau tidak adil seperti ini? Yang ada UN dijadikan ladang uang bagi para oknum tidak bertanggung jawab membujuk siswa menerima bantuan instan dan akhirnya kecuranganpun terjadi. Jadi menurut saya pendidikan di Indonesia memang harus dirombak total.
Selain mengenai UN, saya juga akan membahas tentang mahalnya pendidikan di Indonesia. Kenapa saya bilang mahal? Karena di daerah saya, banyak dijumpai anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan. Hal itu dirasa menyulitkan para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Disisi lain minat belajar sudah tinggi, tapi terputus hanya karena biaya yang tak sanggup ditanggung orangtua. Mungkin banyak beasiswa-beasiswa bagi yang kurang mampu yang ditawarkan ole pemerintah, tapi pada kenyataannya beasiswa tersebut banyak yang tidak tepat sasaran. Sederhananya, mereka yang masih cukup mampu membayar biaya sekolah mendapat beasiswa/bantuan, tapi mereka yang benar-benar tidak ada dana untuk menyekolahkan anaknya malah tidak mendapatkan bantuan apapun. Hal yang demikian menunjukkan lengahnya pemenrintah dalam memberikan bantuan pendidikan.
Sekarang saya ganti topiknya, saya akan membahas ‘Kurikulum 2013’ yang lagi panas panasnya dikalangan pelajar SMA, SMP, maupun SD (mahasiswa termasuk ya :D). Kalau menurut saya sendiri, kurikulum 2013 ini baik. Kenapa saya bilang baik? Kurikulum ini menjadikan siswa menjadi aktif serta kreatif. Disamping itu dengan ditambahnya point-point keagamaan dalam segala bidang dapat menjadikan para siswa lebih berakhlak. Dulu banyak sekolah berlomba-lomba menerapkan 2 kurikulum sekaligus yang pada akhirnya membuat siswa bingung, overload, dan bahkan sampai kehilangan rasa nasionalismenya. Kenapa harus seperti itu? Karena kurikulum di Indonesia yang kurang memadai dan membuat sekolah-sekolah akhirnya harus mengadopsi kurikulum dari luar negeri. Kurikulum kita selama ini hanya sebatas knowledge tanpa mempersiapkan lifeskill bagi para siswa. Siswa hanya terus dicekoki dengan berbagai informasi, tanpa tahu apa kegunanya bagi kehidupan yang akan datang. Nah dengan kurikulum baru ini saya mengharapkan para ‘siswa’ mampu mengeksplorasi pemikiran serta menggali kreativitas mereka, sehingga kelak para siswa menjadi orang2 yang kritis, kreatif, mampu berpikir out of the box, dan yang terpenting menjadi orang yang bermanfaat serta berakhlak dan taat kepada agama. Tetapi disamping itu, banyak keluhan yang saya dengar dari teman teman saya yang mungkin mereka pikir ini terlalu mendadak dan telalu ‘memforsir’ siswa, mungkin. Tetapi ada sesuatu yang saya kurang setuju terhadap kurikulum 2013, tentang pelajaran TIK yang akan disatukan dengan semua mata pelajaran. Sebenarnya TIK tidak dilenyapkan. Cuma akan disatukan dengan pelajaran lainnya. Menurut saya, masalah yang ‘bisa’ muncul disini adalah faktor rendahnya kemampuan guru dalam memanfaatkan IT dan kurang memadainya fasilitas IT di sekolah.
Jadi menurut saya tentang ‘Pendidikan Masa Kini’ yang sedang dipakai negri ini perlu adanya perbaikan. Tak ada harapan baik dari saya selain semoga pendidikan di Indonesia semakin membaik! Mungkin hanya itu yang bisa saya jabarkan tentang ‘Pendidikan Masa Kini’ dan saya sangat megharapkan saran dari pembaca jika terdapat kekurangan dalam Essay saya ini. Maaf kalau ada kata kata saya yang tidak berkenan.

Ulifah Rido J
Peserta DAD PK IMM Ibnu Sina 2017


0 komentar:

Posting Komentar